Tulungagung (Antara) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memastikan gempa berkekuatan 6,2 skala richter yang berpusat di radius 127 kilometer tenggara Kabupaten Malang dengan kedalaman 69 kilometer, Rabu malam, tidak berpotensi tsunami.
"Gempa ini tidak berpotensi tsunami," terang Kepala Stasiun BMKG Stasiun Karangkates Musripan, dalam keterangan resminya diterima Antara.
Karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetap tenang, dan mengikuti arahan BPBD dan BMKG.
Hasil analisis BMKG, gempa yang terjadi di titik ordinat 9.32 lintang selatan (LS), 113.12 bujur timur (BT), tenggara Kabupaten Malang itu diperkirakan adalah aktivitas subduksi antara lempeng indo-Australia yang menunjam lempeng Eurasia.
"Terkait dengan peristiwa gempa bumi Malang yang baru saja terjadi, hingga laporan disusun pada pukul 22.30 WIB belum ada aktivitas gempa susulan," katanya.
Musripan menjelaskan, gempa bumi terjadi pada pukul 22.10:11 WIB dengan kekuatan magnitude mencapai 6,2 skala richter.
Gempa itu tergolong gempa kuat. Peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi/guncangan dirasakan warga cukup kuat di daerah Malang, Yogyakarta, Lumajang, Jember.
"Di daerah ini guncangan gempa bumi dilaporkan dirasakan oleh beberapa orang," katanya.
Belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan akibat gempa tersebut. Sejumlah lembaga BMKG di masing-masing daerah terdampak gempa seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Kediri hingga Surabaya dan Jember-Lumajang saat ini dilaporkan masih terus melakukan pemantauan serta kesiapsiagaan. ***4***