Bengkulu, (ANTARA Bengkulu) - PT Pertamina (Persero) Bengkulu meminta kepada pemilik stasiun pengisian bahan bakar umum di wilayah setempat menertibkan pegawainya yang tidak jujur.
"Kami banyak mendapat keluhan dari masyarakat bahwa banyak pegawai SPBU di daerah ini yang tidak jujur, terutama dalam hal pengembalian uang saat mengisi BBM," kata Kepala Wira Penjualan Pertamina Bengkulu Misbah Bakhori.
Ia mencotohkan saat masyarakat membeli premium atau solar seharga Rp50.300 langsung dibulatkan menjadi Rp51.000, dan seterusnya.
Selain itu, diduga juga ada main mata dengan konsumen menggunakan kendaraan tangki yang dimodifikasi, sehingga merugikan konsumen lain.
Mestinya operasional standar SPBU itu berlaku jujur pegawainya menerapkan senyum,salam, sapa (3S), hal itu belum dibudayakan di SPBU di Bengkulu, khususnya di Kota Bengkulu.
"Kami akan melakukan evaluasi Pasti Pas di seluruh SPBU di Bengkulu termasuk kesiapan uang receh untuk pengembalian konsumen," katanya.
Pegawai SPBU itu boleh saja mengambil kembalian uang konsumen, tapi sudah persetujuan yang punya uang dan tidak boleh langsung memotong dengan sistem pembulatan seperti di atas.
Ia menambahkan, Pertamina Bengkulu membutuhkan tambahan BBM sebanyak 41.512 kiloliter untuk mencukupi kebutuhan hingga Desember 2012.
Paling tidak tambahan BBM jenis premium sebanyak 36.000 kiloliter dengan komsumsi setiap bulan rata-rata 18.000 kiloliter.
Sedangkan untuk solar dibutuhkan 16.000 kiloliter dengan pemakaian rata-rata 8.000 kiloliter per bulan, ujarnya.
Seorang konsumen Arlan mengatakan, pihaknya merasa dirugikan oleh petugas SPBU, setiap mengisi premium selalu uang dikembalikan selalu dibulatkan petugas SPBU tersebut.
"Kalau setiap hari masuk ratusan konsumen, maka pendapatan petugas SPBU itu melebihi keuntungan pemilik SPBU tersebut padahal mereka sudah mendapat upah yang sangat wajar," ujarnya. (z005)
Pertamina minta penertiban pegawai SPBU tidak jujur
Senin, 17 September 2012 8:36 WIB 1211
Kami banyak mendapat keluhan dari masyarakat bahwa banyak pegawai SPBU di daerah ini yang tidak jujur, terutama dalam hal pengembalian uang saat mengisi BBM..."