Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Ketahun Bengkulu ahir Agustus 2012 memberikan uang muka bagi 384 kelompok kebun bibit rakyat sebesar 20 persen.
Uang muka bagi kelomok Kebun Bibit Rakyat (KBR) itu disalurkan melalui rekning masing-masing kelompok, untuk memulai kegiatan mereka, kata Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Ketahun Bengkulu Sumarsono, Selasa.
Ia mengatakan, dari 384 kelompok KBR itu disediakan dana masing-masing kelompok sebesar Rp50 juta, dana itu untuk membibitkan jenis kayu-kayuan sebanyak 50 ribu batang. Pencairan dana tahap pertama ini, katanya untuk pembelian bahan pembibitan dan keperluan lainnya, bila dana itu betul-betul sudah dimanfaatkan untuk pembibitan, maka sisanya akan disalurkan lagi.
Namun bila tidak disalurkan sesuai peruntukannya, maka BPDAS akan menghentikan pengucuran dana tersebut dan bila perlu dipindah tangankan pada kelompok lain yang lebih mampu, ujarnya.
Pada 2012 instansinya mendapat alokasi bibit buah-buahan dan tanaman keras sebanyak 500.000 batang.
Alokasi bibit sebanyak itu menurun dari pengadaan tahun 2012 mencapai satu juta batang.
Ia mengatakan, pengadaan tahun 2011 sebanyak satu juta batang seluruhnya sudah disalurkan ke sepuluh kabupaten/kota, mengingat tanaman kayu itu sudah cukup banyak, maka tahun 2012 hanya diadakan sekitar 500.000 batang.
Untuk mengantisipasi perubahan lahan menjadi kritis di Bengkulu terus mengalami peningkatan, sedangkan penanggulangannya belum maksimal, dengan demikian semua lapisan masyarakat termasuk pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu serius untuk menghijaukan lahan, terutama pada kawasan aliran sungai.
Kasi Rehabilitasi BPDAS Bengkulu Kuliahaidi mengatakan, mulai tahun 2011 telah menetapkan lahan kritis menjadi prioritas penanganan dan secara bertahap telah bekerjasama dengan TNI dan masyarakat sekitar untuk melakukan penghijauan kembali.
Pada 2011 itu, juga telah menggulirkan program unggulan yaitu Kebun Bibit Rakyat (KBR) dengan melibatkan peran serta masyarakat secara langsung dalam pembuatan dan penanaman bibit dengan harapan nantinya mereka akan lebih bertanggung jawab.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu Ir Risman Sipayung mengatakan, kerusakan kawasan hutan selama ini antara lain akibat tingginya jumlah perambah masuk dalam kawasan. Mereka berlomba-lomab membuka hutan untuk menanam kelapa sawit, sedangkan lahan masyarakat belum diolah cukup luas, namun akibat ketidak tahuan akan fungsi dan manfaat hutan akhirnya membuka hutan sembarang tempat, ujarnya.(Z005)