Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Sebagian besar tanaman hias di sepanjang jalan pertokol dalam kota Bengkulu saat ini mati, akibat kekeringan, menyusul musim kemarau masih berlanjut di daerah ini.
Tanaman hias yang banyak mati itu, antara lain mulai dari Bandara Fatmawati hingga Simpang Padang Harapan, akibat tidak disiram selama musim kemarau. Seorang ibu rumah tagga Ny Eli, Rabu, mencoba menyiram tanaman itu kebetulan berada di depan rumahnya, namun tetap saja tidak bisa diselamatkan karena daunnya sudah menginung dan runtuh.
"Saya sangat kasihan tanaman itu mati semua, biasanya rutin disiram petugas pertanaman, namun sejak usai Pemilukada wali kota petugas itu tak pernah terlihat beroperasi," katanya. Sementara tanaman hias di sepanjang jalan Pembangunan Padang Harapan sebagian besar masih terlihat menghijau, meskipun ada yang mulai menguning.
Petugas Dinas Pertamanan Kota Bengkulu tidak bersedia disebutkan namannya mengatakan, untuk menyiram tanaman di sepanjang jalan dua jalur itu memerlukan biaya minimal uang minyak kendaraan. Sekarang dana operasional untuk kegiatan tersebut sudah habis, sedangkan air yang ada diambil dari "Danau Dendam Tak Sudah-DDTS" Dusun Besar. "Kalau tanaman pribadi itu kewajiban kita untuk menyiramnya, tapi ini tanaman pemerintah tentunya ada dana pemeliharaan dan operasional," ujar petugas itu.
Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Stasiun Meteorologi Fatmawati Bengkulu Suparwi mengatakan, kemarau diakhir pancaroba hingga pertengahan Oktober cukup panas yaitu mencapai 30 derajat celcius. Wajar saja kalau banyak tanaman mati karena lahannya terlalu panas, mestinya penyiramanan tanaman dilakukan pada sore hingga malam hari.
Ia mengatakan, musim kemarau di daerah itu akan berakhir pertengahan Oktober 2012 hal itu berdasarkan pemantauan citra satelit cuaca sampai akhir bulan September 2012 diprediksi curah hujan untuk wilayah Bengkulu umumnya di bawah normal. Wilayah Bengkulu priode Juli-September 2012 cenderung kering (kemarau), kondisi ini akan terus berlangsung hingga pertengahan dekade II bulan Oktober 2012.
Pada pertengahan dekade II bulan Oktober 2012 wilayah Bengkulu diprediksi akan memasuki peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan (pancaroba). Dengan demikian massa udara mengalir menuju ke selatan katulistiwa, terjadi pembentukan awan lebih intensif dan berpeluang besar terjadinya hujan, meskipun curah hujannya diprediksi masih di bawah normal.
Ia memprakirakan bulan priode September 2012-Januari 2013 SOI Indeks berkisar antara 0,5 s/d 0,69, trend SOI tersebut mengarah ke posisi El Nino lemah. Bersamaan dengan kondisi SST (suhu permukaan laut) di sekitar perairan Bengkulu yang lebih dingin dibandingkan suhu di Samudera Pasifik dapat mengakibatkan berkurangnya curah hujan di wilayah Bengkulu.
Pada September 2012 sampai dengan Januari 2013 Dipole Mode Indeks dalam kondisi normal positif (berkisar antara 0,14 s/d 0,27) DMI ini masih dalam kisaran normalnya (0.4 s.d -0.4). Nilai ini memberikan arti bahwa pergerakan uap air di Samudera Hindia masih berada dalam kapasitas normal, kondisi normal positif ini tidak signifikan dalam menambah dan mengurangi curah hujan di Indonesia bagian Barat termasuk Bengkulu,ujarnya.(Z005)
Tanaman hias jalan protokol Bengkulu sebagian mati
Senin, 1 Oktober 2012 13:51 WIB 1294
......Saya sangat kasihan tanaman itu mati semua, biasanya rutin disiram petugas pertanaman, namun sejak usai Pemilukada wali kota petugas itu tak pernah terlihat beroperasi.....