Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Bengkulu hingga saat ini sangat sulit memutus mata rantai mafia dilingkungan pasar, akibatnya terjadi kesemerauatan, kumuh dan kotor.
"Kami selama ini sudah berupaya untuk memutus jaringan mafia jual beli kios dan penempatan pedagang pada seluruh pasar di Kota Bengkulu," kata Kabid Perdagangan Dinas Perindutsrian Perdagangan (Disprindag) Kota Bengkulu Rahman, Selasa. Ia mencontohkan, kesemerautan pasar Panorama yang saat ini tengah dibangun menjadi pasar tradisonal moderen, sangat sulit untuk diatasi akibat berkuasanya sistem mafia di pasar tersebut.
Bila dirunut dari awal bagaikan benang kusut dan tidak ketemu pemecahannya, sehingga antara pedagang saling ngotot untuk bertahan berjualan di depan toko milik orang lain. Akibatnya jalan poros menjadi macet karena pengusaha parkir juga menyewakan lahannya pada pedagang dengan tarif yang cukup menggiurkan.
Padahal perusahaan yang dipercaya mengelola parkir tidak berhak menjual lokasi tersebut, namun akibat rumitnya mafia transaksi maka semuanya menjadi berani bertahan. Alternatif mengatasi masalah tersebut, katanya, salah satunya ada ketegasan wali kota menindak pelaku dan memutus mata rantai mafia tersebut, ujarnya.
Ia menjelaskan, pembangunan tahap dua pasar tradisional moderen di Panorama mengehabiskan dana APBD dan APBN sebesar Rp10,5 miliar dan akan rampung Desember 2012. Pada pembanguan tahap dua itu akan membuat 72 kios permanen dan 200 auning, sedangkan pembanguan tahap pertama berhasil dibangun 92 kios dan 400 auing, dengan dana APBN Rp10 miliar ujarnya.(Z005)
