Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu akan mengembalikan sepasang gajah Sumatra yang selama ini berada di objek wisata Pantai Panjang setempat ke pusat
"Sepasang gajah itu kurang bersahabat dengan gajah latih lainnya karena sudah terbiasa atraksi di depan masyarakat umum, dan selain itu jatah pangannya tidak ada," kata Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujiarto, Selasa.
Dua gajah dewasa itu, sebelum dikelola manajemen Pasar Putih Pantai Panjang, Kota Bengkulu, berada di PLG Way Kambas, Lampung, dan dibesarkan selama 16 tahun.
Beberapa bulan lalu manajemen Pasir Putih tidak mampu lagi memeliharag dua gajah itu, terlebih pernah menelan korban jiwa dan menewaskan seorang mahasiswa. Selain itu, kata dia, pihaknya juga menawarkan seekor anak gajah nama "Bona" pada lembaga konservasi untuk memeliharanya hingga besar.
Sekarang Bona masih berumur dua tahun dan menghabiskan susu setiap bulan mencapai Rp5 juta per bulan atau lebih besar dari biaya gajah dewasa. Namu, apabila pemerintah pusat memberi anggaran untuk makan bona yang saat ini tinggal di Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat, Bengkulu Utara, maka BKSDA Bengkulu akan mampu membesarkannya.
Untung saja saat ini masih ada bantuan dana untuk Bona dari lembaga internasional, namun jatah itu akan habis akhir bulan ini, ujarnya. Ia mengatakan anak gajah itu ditawarkan bukan untuk peliharaan pribadi, tapi pada pengusaha taman safari atau yayasan dan lembaga konservasi. Bila dinilai secara ekonomis, anak gajah itu belum akan menghasilkan karena minimal berumur sepuluh tahun baru bisa dijadikan atraksi dan lainnya.
Kabag Tata Usaha BKSDA Bengkulu Supartono mengatakan, baru baru ini ada petugas dari Bali Zoo survei untuk minta enam gajah termasuk anak gajah tersebut dibawa Ke Bali. Dari enam ekor gajah tersebut termasuk dua ekor gajah yang sebelumnya dibina manajemen wisata Pasir Putih Bengkulu yang saat ini berada di PKG Seblat serta seekor anak gajah korban konflik berusia dua tahun. "Rencana pemindahan sejumlah gajah, termasuk gajah kecil bernama Bona tersebut mendapat protes keras dari aktivis peduli satwa liar," ujarnya.(Z005)
