Wali Kota Tanjungpinang, Syahrul, menyatakan dalam festival ini akan ada serangkaian kegiatan, mulai dari bazar yang diikuti pengrajin kue bulan, hingga malam puncak festival yang akan diisi dengan pagelaran seni dan budaya.
“Ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap budaya dan tradisi dari semua etnis yang ada di Kota Tanjungpinang,” katanya di Tanjungpinang, Sabtu.
Hal itu, kata dia, bertujuan agar generasi milenial dan masyarakat dapat mengembangkan serta melestarikan warisan dari nenek moyang yang sudah ada selama ini.
Di samping itu, katanya, upaya melestarikan budaya dan tradisi ini akan berdampak terhadap meningkatnya kunjungan wisatawan dan perekonomian daerah, seperti meningkatnya hunian hotel dan turis-turis diharapkan dapat berbelanja selama berada di Tanjungpinang.
“Kami juga meminta dukungan dari semua pihak agar kegiatan ini bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanjungpinang Surjadi menyatakan festival kue bulan ini dapat terlaksana atas kerja sama dengan paguyuban etnis Tionghoa di daerah setempat.
Surjadi mengaku agenda tahunan ini akan dikemas dengan baik dan menarik, supaya ramai dikunjungi oleh wisatawan baik dalam dan luar daerah.
“Mari kita tunjukkan pada dunia dan masyarakat Indonesia, bahwa Tanjungpinang kerukunan hidup beragama sangat harmonis, sehingga orang tidak merasa takut untuk berkunjung ke sini," kata Surjadi.