Bengkulu (ANTARA) - Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah pada pencanangan kesatuan gerak PKK KB Kesehatan tingkat provinsi tahun 2012 mengimbau kaum muda untuk meningkatkan usia nikah pertama guna memerangi masalah sosial masyarakat di masa datang.
"Saya mengingatkan dan mengajak remaja untuk tidak menikah dalam usia muda, karena menikah dini dapat
menimbulkan petaka dalam keluarga belia," katany, di Bengkulu, Sabtu. Ia mengatakan, pernikahan usia dewasa akan memberikan pengaruh positif terhadap keberhasilan pembangunan kependudukan. Ideal usia pernikahan pertama bagi wanita pada umur 21 tahun dan pria pada usia 25 tahun.
Untuk terciptanya pernikahan pada masa idea itu perlu pendidikan baik lingkungan sekolah bahkan yang lebih
utama keluarga.Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2010), pernikahan pada usia 15-19 tahun mencapai 41,9 persen. Masih terdapat pula pernikahan pada usia sangat muda yakni usia 10-14 tahun sebes ar 4,8 persen.
Menurut Junaidi, upaya meningkatkan usia pernikahan pertama itu dapat melalui kegiatan pendidikan, anak-anak
remaja harus sekolah sehingga dapat menghindari pernikan dini serta pengaruh negatif yang dapat merusak perilaku
hidup.Pernikahan dini merupakan awal dari masalah kesehatan perempuan dan pengendalian penduduk. Di Indonesia, pernikahan dini terbilang tinggi.
Pernikahan pada usia sangat muda cenderung lebih tinggi di pedesaan, kelompok perempuan yang tidak bersekolah,
kelompok petani, nelayan, buruh, serta masyarakat berstatus ekonomi terendah. Pernikahan di bawah umur memperpanjang rentang usia reproduksi perempuan, dan dampaknya akan lebih banyak anak dilahirkan. Secara nasional, perempuan berusia 10-59 tahun yang melahirkan 5-6 anak sebesar 8,4 persen, dan perempuan pada usia yang sama melahirkan anak lebih dari 7 anak sebesar 3,4 persen.(VE/RGA)
Remaja Bengkulu diimbau nikah usia dewasa
Sabtu, 24 November 2012 11:36 WIB 2344