Palembang (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam memasang box trap di lokasi penerkaman harimau yang mengakibatkan tewasnya seorang petani di Desa Pulau Panas Kabupaten Lahat karena di duga hewan tersebut masih berkeliaran di sekitar desa.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Martialis Puspito di Lahat, Rabu, mengatakan selain memasang box trap setinggi satu meter, pihaknya juga memasang lima kamera trap di dekat tanda-tanda kemunculan harimau.
"Kamera trap kami pasang di lokasi tewasnya petani, di lokasi penerkaman kambing, di lokasi jejak kaki harimau, dan dua lokasi lain yang mungkin dilewati si harimau," ujar Martialis Puspito dihubungi dari Palembang.
Baca juga: Bukan macan tutul, Kuswanto warga Lahat tewas ternyata diterkam harimau
Selain BKSDA, pemasangan box trap atau kandang jebakan juga dilakukan warga Desa Pulau Panas di dekat kandang kambing untuk melindungi ternak, sehingga ada dua box trap yang diharapkan bisa menangkap harimau.
BKSDA memprediksi harimau yang menyerang petani dan kambing warga merupakan individu yang sama, meskipun masih harus dipastikan bersama Zoological Society of London (ZSL).
"Kronologi serangan juga agak berbeda dari biasanya, baru kali ini ada harimau menyerang dari depan dan bukan seperti kebanyakan, ini juga masih kami dan ZSL pelajari," katanya.
Baca juga: Macan tutul terkam petani kopi Lahat hingga tewas
JIka harimau berhasil terperangkap di salah satu box trap, BKSDA akan langusng mengevakuasinya mejauh dari pemukiman warga.
"Kami sudah pesan ke warga agar tidak menyakiti harimau jika tertangkap, sebab kondisinya bukan mutlak salah si harimau karena habitatnya juga terganggu," ujarnya.
Sementara waktu warga dihimbau jangan trauma dan tidak berkebun atau mendekati lokasi kejadian sampai BKSDA memastikan situasi sudah kondusif.
BKSDA pasang perangkap di lokasi penerkaman harimau di Lahat
Rabu, 20 November 2019 18:18 WIB 7805