Mukomuko (ANTARA Bengkulu) - Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, saat ini belum siap menanggani pasien flu burung karena belum ada alat pelindung diri yang standar agar tenaga medis tidak tertular penyakit yang disebabkan virus H5N1.
"Tenaga medis bisa saja mengunakan peralatan pelindung diri yang lain karena tidak standar sehingga kurang aman," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan penyehatan Lingkungan (P2P dan PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Riswandi Dani di Mukomuko, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya pernah mengusulkan alat tersebut kepada organisasi kesehatan dunia (World Health Organization-WHO) agar dibantu alat pelindung diri dari virus H5N1, tapi sampai sekarang belum direalisasi oleh lembaga kesehatan dunia itu.
"Bisa saja petugas medis mengunakan alat pelindung diri seperti masker, kaca mata, baju, sepatu bot, dan sarung tangan yang biasa digunakan tetapi tidak standar dan tidak aman," ujarnya.
Namun untuk melakukan penanganan sementara peralatan apa adanya tetap akan digunakan agar virus H5N1 tidak menular kepada orang lain dan pasien secepatnya bisa diselamatkan dengan obat tamiflu.
"Kalau obat-batan untuk pasien flu burung tersedia di daerah ini, hanya saja upaya tenaga medis sebelum diberikan pegobatan yang belum siap semuanya," katanya.
Selain itu, daerah ini juga belum punya kendaraan roda empat khusus bagi pasien flu burung guna menjaga jangan sampai virus menular kepada orang yang berada di sekitarnya.
Namun pihaknya mencoba mengusulkan dana untuk membeli alat pelindung diri dalam anggaran pendapatan belanja daerah perubahan (APBD -P).
"Harganya kalau tidak salah satu set sebesar Rp1 juta. Minimal butuh 60 stel karena setelah dipakai langsung dibuang," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, pihak dinas kesehatan telah menyampiakn surat edaran bagi semua puskesmas di daerah ini tentang penangganan dan prosedur tetap dalam menanggani masyarakat terjangkit positif flu burung. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi berjangkitnya flu burung di daerah ini.(KR-FTO)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Tenaga medis bisa saja mengunakan peralatan pelindung diri yang lain karena tidak standar sehingga kurang aman," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan penyehatan Lingkungan (P2P dan PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Riswandi Dani di Mukomuko, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya pernah mengusulkan alat tersebut kepada organisasi kesehatan dunia (World Health Organization-WHO) agar dibantu alat pelindung diri dari virus H5N1, tapi sampai sekarang belum direalisasi oleh lembaga kesehatan dunia itu.
"Bisa saja petugas medis mengunakan alat pelindung diri seperti masker, kaca mata, baju, sepatu bot, dan sarung tangan yang biasa digunakan tetapi tidak standar dan tidak aman," ujarnya.
Namun untuk melakukan penanganan sementara peralatan apa adanya tetap akan digunakan agar virus H5N1 tidak menular kepada orang lain dan pasien secepatnya bisa diselamatkan dengan obat tamiflu.
"Kalau obat-batan untuk pasien flu burung tersedia di daerah ini, hanya saja upaya tenaga medis sebelum diberikan pegobatan yang belum siap semuanya," katanya.
Selain itu, daerah ini juga belum punya kendaraan roda empat khusus bagi pasien flu burung guna menjaga jangan sampai virus menular kepada orang yang berada di sekitarnya.
Namun pihaknya mencoba mengusulkan dana untuk membeli alat pelindung diri dalam anggaran pendapatan belanja daerah perubahan (APBD -P).
"Harganya kalau tidak salah satu set sebesar Rp1 juta. Minimal butuh 60 stel karena setelah dipakai langsung dibuang," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, pihak dinas kesehatan telah menyampiakn surat edaran bagi semua puskesmas di daerah ini tentang penangganan dan prosedur tetap dalam menanggani masyarakat terjangkit positif flu burung. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi berjangkitnya flu burung di daerah ini.(KR-FTO)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012