Mukomuko (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyebut Kecamatan Penarik, Kecamatan XIV Koto dan Kota Mukomuko menjadi penyumbang terbanyak kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu selama tahun 2024.
"Dari 587 kasus DBD di Mukomuko selama tahun 2024, sebanyak 106 kasus di Kecamatan Penarik, 98 kasus di Kecamatan XIV Koto dan 73 di Kecamatan Kota Mukomuko," kata Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Ruli Herlindo di Mukomuko, Kamis.
Baca juga: Pemkab Mukomuko lunasi utang Rp5,8 miliar kepada kontraktor
Ia mengatakan hal itu setelah menerima data kasus DBD per golongan umur dan jenis kelamin di Kabupaten Mukomuko tahun 2024 dari sebanyak 17 puskesmas yang tersebar di 15 kecamatan di daerah ini.
Ia menambahkan, dari sebanyak 587 kasus DBD di daerah ini selama tahun 2024, sebanyak dua orang warga yang positif menderita DBD di antaranya meninggal dunia.
Untuk itu, ia menyarankan kepada masyarakat dan pihak terkait di tiga kecamatan tersebut melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayahnya.
Baca juga: Kondisi anak tenggelam di kolam renang Mukomuko membaik
"Sebaiknya masyarakat melakukan PSN sebagai upaya mencegah penyebaran DBD. Kalau fogging atau pengasapan merupakan upaya terakhir untuk mencegah penyebaran penyakit ini," ujarnya.
Selain tiga kecamatan ini terbanyak sumbang kasus DBD selama 2024, katanya, jumlah kasus DBD di Kecamatan Air Dikit sebanyak 58 kasus, dan Kecamatan Teramang Jaya sebanyak 51 kasus DBD.
Kemudian, Kecamatan Ipuh 42 kasus, Kecamatan Air Rami sebanyak 19 kasus, Kecamatan Sungai Rumbai 15 kasus, dan Kecamatan Lubuk Pinang 15 kasus, Kecamatan V Koto sebanyak 12 kasus DBD, Kecamatan Selagan Raya delapan kasus DBD, dan Kecamatan Malin Deman dua kasus.
Baca juga: Pengunjung padati objek wisata Pantai Batu Kumbang Mukomuko
Ia mengatakan, upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencegah penyebaran kasus DBD di daerah itu dengan cara melakukan penyelidikan dan epidemiologi sebanyak 684 kasus.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan fogging di 172 lokasi dan pemberian larvasida di 494 tempat untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Selanjutnya, ia mendorong desa untuk menggunakan sebagian dana desa untuk melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mencegah penyebaran penyakit itu.*