Sebanyak 400 hektar lahan persawahan di Kecamatan Lubuk Pinang, Mukomuko, Bengkulu, mengandalkan air dari Daerah Irigasi (DI) Manjuto.
Kepala UPTD Kabupaten Mukomuko Debi Riadi di Mukomuko, Rabu, mengatakan petani di kawasan ini terus berupaya menjaga suplai air DI Manjuto, menilik peran penting sumber irigasi utama ini.
"Jadi memang kami memberdayakan masyarakat petani ketika mau turun tanam padi mereka gotong royong membersihkan jaringan irigasi tersier yang tersumbat ," kata dia.
Ia mengatakan petani di Lubuk Pinang memelihara DI Manjuto, terutama saat padi memasuki musim tanam (MT) kedua. Pada awal Juni ini, para petani membersihkan kawasan irigasi agar distirbusi air ke area sawah tidak terhambat.
Unsur UPTD Pengairan, kata dia, pada awal Juni ini bermitra dengan petani bergotong royong membersihkan jaringan irigasi tersier yang tersumbat sebelum memasuki musim tanam padi sawah.
Ia mencontohkan kelompok tani di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang rutin melaksanakan gotong royong membersihkan jaringan tersier yang tersumbat semak belukar dan juga sampah.
Kegiatan itu, lanjut dia, juga termasuk melakukan pengecekan debit air saat musim panas sekarang ini dan dampaknya terhadap lahan persawahan Lubuk Pinang.
Debi mengatakan, dari sejumlah bangunan irigasi yang tersebar di daerah ini, jaringan irigasi tersier menjadi kewenangan petani untuk menjaga dan merawatnya serta membersihkan apabila ada penghalang aliran air ke persawahan.
DI Manjuto, kata dia, tidak hanya memberi manfaat bagi petani di Lubuk Pinang saja. Akan tetapi, berdampak pada ekosistem dan kebutuhan pengairan bagi kawasan lain yang mengandalkan aliran DI Manjuto.
"Begitu juga dengan petani di sejumlah wilayah yang mengandalkan sumber pengairan dari DI Manjuto di daerah ini," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Kepala UPTD Kabupaten Mukomuko Debi Riadi di Mukomuko, Rabu, mengatakan petani di kawasan ini terus berupaya menjaga suplai air DI Manjuto, menilik peran penting sumber irigasi utama ini.
"Jadi memang kami memberdayakan masyarakat petani ketika mau turun tanam padi mereka gotong royong membersihkan jaringan irigasi tersier yang tersumbat ," kata dia.
Ia mengatakan petani di Lubuk Pinang memelihara DI Manjuto, terutama saat padi memasuki musim tanam (MT) kedua. Pada awal Juni ini, para petani membersihkan kawasan irigasi agar distirbusi air ke area sawah tidak terhambat.
Unsur UPTD Pengairan, kata dia, pada awal Juni ini bermitra dengan petani bergotong royong membersihkan jaringan irigasi tersier yang tersumbat sebelum memasuki musim tanam padi sawah.
Ia mencontohkan kelompok tani di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang rutin melaksanakan gotong royong membersihkan jaringan tersier yang tersumbat semak belukar dan juga sampah.
Kegiatan itu, lanjut dia, juga termasuk melakukan pengecekan debit air saat musim panas sekarang ini dan dampaknya terhadap lahan persawahan Lubuk Pinang.
Debi mengatakan, dari sejumlah bangunan irigasi yang tersebar di daerah ini, jaringan irigasi tersier menjadi kewenangan petani untuk menjaga dan merawatnya serta membersihkan apabila ada penghalang aliran air ke persawahan.
DI Manjuto, kata dia, tidak hanya memberi manfaat bagi petani di Lubuk Pinang saja. Akan tetapi, berdampak pada ekosistem dan kebutuhan pengairan bagi kawasan lain yang mengandalkan aliran DI Manjuto.
"Begitu juga dengan petani di sejumlah wilayah yang mengandalkan sumber pengairan dari DI Manjuto di daerah ini," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023