Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan infrastruktur jembatan di wilayah pesisir pantai Kecamatan Ipuh yang selama ini tidak bisa dilalui kendaraan roda empat terutama untuk mengangkut buah sawit.


"Pembangunan jembatan di Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh menjadi perhatian khusus sehingga  kami mengusulkan anggaran pembangunannya tahun 2025," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko Apriansyah di Mukomuko, Selasa.

Baca juga: Mukomuko usulkan pembangunan pengaman cegah erosi Sungai Selagan

Hal itu menanggapi aspirasi warga Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh yang berharap pemerintah membangun jembatan tua yang rusak dan terdampak banjir di wilayah itu, agar bisa dilalui kendaraan roda empat pengangkut hasil panen tandan buah segar kelapa sawit.

Menurut dia, minimal dibuat perencanaannya dulu untuk mengetahui biaya yang diperlukan, mengingat jembatan itu dekat dengan pinggir laut, jadi konstruksi bangunannya harus beton.

Kalau tetap menggunakan konstruksi plat baja seperti sekarang maka besi yang ada di jembatan itu cepat berkarat dan tidak tahan lama, katanya.

Proses pembangunan jembatan dilaksanakan dengan membongkar bangunan yang ada kemudian dipasang gelagar baru tanpa memindahkan pondasi, setelah itu dipasang gelagar beton agar bangunan tahan lama.

Baca juga: Pemkab Mukomuko pastikan stok elpiji bersubsidi tersedia cukup

Menurutnya, jembatan itu tidak perlu menggunakan tiang tengah karena bentang jembatan itu cuma 30 meter.

"Kami rasa cukup pakai gelagar memanjang dengan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp2 miliar dengan catatan belum termasuk lantai beton, tapi lantai tetap kayu," ujarnya.

Kepala Desa Pasar Ipuh Anang mengatakan, jembatan pondasi beton dan material papan yang rusak ini selain akses jalan untuk mengeluarkan hasil panen sawit juga penghubung dengan Desa Retak Ilir, Desa Manunggal Jaya, Desa Tanjung Medan.

Jembatan ini merupakan akses orang mengangkat sawit karena kondisi jembatan tersebut rusak jadi terpaksa mengangkat sawit diangkat satu-satu untuk menyeberangi jembatan.

Ia mengatakan, sepeda motor hanya mampu membawa sedikit demi sedikit buah sawit ke tepi jembatan, karena kalau banyak muatan buah sawit dikhawatirkan lantai jembatan bisa jebol.

Baca juga: Bupati Mukomuko: Game online cikal bakal judi online

Dia menilai, sangat wajar jembatan tersebut rusak karena usia jembatan tersebut sudah puluhan tahun dan sampai sekarang belum ada perbaikan.

Ia mengatakan, aspirasi warga terutama yang punya kebun kelapa sawit di wilayah ini sudah sering disampaikan kepada pemerintah daerah dan pemerintah provinsi, tetapi sampai sekarang belum ada tanggapan.

Menurutnya, dengan kondisi jembatan yang ada sekarang yang menggunakan besi pelat saja lalu diberikan papan membuat jembatan menjadi tidak tahan karena besi cepat karatan.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024