Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bengkulu menyebutkan bantuan kearifan lokal di wilayah tersebut dapat mencegah terjadinya konflik sosial dan meminimalisir perpecahan yang dapat muncul akibat radikalisme.
 
"Tujuan kegiatan sosialisasi ini untuk mencegah terjadinya konflik sosial dan meminimalisir perpecahan yang dapat muncul akibat radikalisme," kata Kepala Dinsos Kota Bengkulu Sahat Marilutua Situmorang di Bengkulu, Senin.
 
Ia menyebutkan bantuan yang disalurkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) tersebut diberikan untuk mengurangi konflik sosial di masyarakat di seluruh Indonesia, khususnya di Kota Bengkulu.
 
Untuk itu pihaknya melaksanakan sosialisasi guna menjelaskan kepada masyarakat terkait mekanisme pengajuan bantuan yang dapat dilakukan melalui proposal yang direkomendasikan oleh Dinas Sosial Kota Bengkulu.
 
Hal tersebut dilakukan, kata dia, sebab Dinsos Kota Bengkulu hanya bertugas menilai, mengusulkan, dan mendorong, warga di Kota Bengkulu untuk menerima bantuan yang disediakan oleh Kemensos.
 
Oleh karena itu Sahat berharap agar bantuan kearifan lokal dapat menjadi salah satu kunci dalam mengatasi berbagai tantangan sosial yang ada.
 
"Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu terus mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat memperkuat ketahanan sosial dan mencegah terjadinya konflik di masyarakat," terang dia.
 
Sementara itu Penjabat (Pj) Wali Kota Bengkulu Arif Gunadi meminta agar setiap kelurahan di Kota Bengkulu untuk memiliki satu kelompok yang mendapatkan bantuan tersebut.
 
"Dengan adanya program bantuan kearifan lokal dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat," sebutnya.
 
Sebelumnya pada Januari 2024 hingga saat ini Kemensos telah menghapus ribuan warga dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), karena mereka telah memiliki penghasilan di atas Upah Minimum Kabupaten/Kota(UMK) atau telah berpenghasilan di atas Rp2,4 juta per bulan,  ataupun yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sementara itu pihaknya terus melakukan penyortiran terhadap DTKS dengan lebih selektif agar penerima bantuan sosial benar-benar warga yang miskin atau tidak mampu. Sebab, untuk total jumlah warga Kota Bengkulu sebanyak 391.045 orang dengan jumlah warga yang telah terdaftar DTKS yaitu 151.390 orang.
 
"Memang antrean kita untuk masuk DTKS itu masih cukup tinggi. Pola perpindahan penduduk yang tidak bisa kita bendung, sehingga banyak yang masuk ke Kota Bengkulu, kemudian mereka langsung mengajukan ke operator Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial–Next Generation (SIKS-NG) untuk dimasukkan ke DTKS," ujar Sahat.
 

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024