Bengkulu, (ANTARA Bengkulu) - Program nasional pemberdayaan masyarakat lingkungan di Provinsi Bengkulu berhasil menciptakan desa pembelajaran tentang biogas yakni di Desa Sulau Kecamatan Kedurang Ilir Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu.

"Desa Sulau menjadi desa pembelajaran biogas bagi desa-desa lainnya yang menjadi sasaran program PNPM Lingkungan di empat kabupaten di Provinsi Bengkulu," kata Asisten Tenaga Ahli Lingkungan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM-LMP) Kabupaten Bengkulu Selatan Bowo Tamtulistywo di Bengkulu.

Ia mengatakan program biogas yang dirintis di desa tersebut telah berhasil menciptakan energi murah dan ramah lingkungan bagi masyarakat setempat.

Keberhasilan itu membuat masyarakat yang menjadi sasaran PNPM-LMP tertarik mengembangkan biogas untuk menghasilkan energi, sehingga pelatihan pun digelar di Desa Sulau.

"Peminatnya cukup banyak, karena sebagian besar petani yang mendapat bantuan program PNPM lingkungan memiliki ternak sapi yang merupakan bahan baku biogas," paparnya.

Sejak dikembangkan pada 2010, biogas kotoran sapi mampu menghasilkan energi untuk kompor gas yang sudah terpasang di 14 rumah warga di desa tersebut.

Pembuatan biogas dari kotoran sapi milik petani sekaligus peternak sapi di Desa Air Sulau menjadi salah satu demplot percontohan, terutama semangat masyarakat dalam mengembangkan program tersebut.

"Karena dana yang disediakan pemerintah hanya untuk tiga unit biogas, tetapi mampu dikembangkan oleh kelompok masyarakat menjadi tujuh unit, artinya keswadayaan terbangun," tuturnya, menambahkan.

Program yang sudah dinikmati keluarga petani di Desa Air Sulau itu mendapat sambutan baik dari petani di Kabupaten Bengkulu Utara, dan dua kabupaten lainnya yang merupakan sasaran PNPM LMP yakni Kaur dan Lebong.

Pelatihan tahap pertama pembuatan kompor biogas dari kotoran sapi yang digelar di desa itu terlaksana dengan baik.

"Peserta pelatihan menginap di rumah warga, dan balai desa digunakan sebagai tempat pelatihan untuk memberikan materi dan praktik langsung ke rumah-rumah warga yang sudah berhasil menikmati kompor gas dari kotoran sapi," tukasnya.

Ia mengatakan pengetahuan yang dimiliki petani di Desa Air Sulau itu akan terus dibagikan kepada petani lainnya untuk memperoleh energi secara berkelanjutan.

Pemanfaatan kotoran ternak sapi untuk menghasilkan biogas terbukti menghemat pengeluaran petani setempat.

Biasanya, kata dia, keluarga petani di desa itu membeli gas elpiji isi tiga kilogram seharga Rp20 ribu per tabung karena jarak tempuh ke desa mereka cukup jauh dari ibu kota kabupaten.

"Sebagian keluarga cukup satu tabung untuk kebutuhan memasak selama dua pekan, sebagian lainnya hanya satu pekan, jadi dapat menghemat 40 ribu hingga 80 ribu per bulan," ucapnya. (rni)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012