Pasar Jangkar Mas atau yang dikenal sebagai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pulau Baai, Bengkulu, kini menjadi pusat transaksi yang ramai dan diminati. Terletak di tepi laut, pasar ini memudahkan nelayan untuk langsung menjual hasil tangkapan segar kepada konsumen. Bukan hanya sebagai tempat pelelangan ikan, TPI ini juga telah berkembang menjadi pasar lengkap yang menjual sayur-mayur dan makanan lainnya.
Akses ke TPI Pulau Baai cukup mudah, meski infrastruktur menuju ke sana masih perlu perbaikan untuk meningkatkan efisiensi. Manda, salah satu pelanggan setia, mengaku selalu berbelanja di pasar ini untuk mendapatkan ikan segar dengan harga terjangkau.
"Tiap minggu ke sini karena beberapa hari ke depan butuh stok ikan dan cumi. Cari pasar yang murah biar bisa beli banyak,” ujar Manda akhir Oktober 2024.
Para nelayan juga merasakan manfaat langsung dari keberadaan pasar ini. Sadikin, seorang pedagang ikan yang berjualan di TPI Pulau Baai, merasa terbantu karena kini tidak perlu lagi berkeliling menjajakan ikan.
"Alhamdulillah bisa jualan di sini karena dekat dengan rumah, jadi hemat bensin," katanya.
Pasar Jangkar Mas tidak hanya menjadi tempat transaksi ekonomi, tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan berkembangnya TPI Pulau Baai, pendapatan masyarakat lokal meningkat, serta berdampak positif pada sektor pariwisata dan usaha kecil yang ada di sekitarnya.
Keberadaan pasar ini berperan penting dalam menjaga perekonomian daerah serta menciptakan lapangan kerja baru.
Hutan Mangrove Bengkulu: Ekowisata yang Mempesona
Di sisi lain, Bengkulu juga memiliki destinasi wisata alam yang memikat, yaitu hutan mangrove di pesisir barat Sumatera. Hutan mangrove ini terdiri dari beragam spesies, seperti bakau, nipah, dan jenis palem yang menciptakan pemandangan alam eksotis. Selain keindahan alamnya, hutan ini berperan sebagai habitat penting bagi burung, reptil, dan berbagai jenis ikan.
Fungsi ekologis hutan mangrove sangat penting, terutama dalam melindungi pantai dari abrasi, mengurangi dampak badai, serta menyediakan tempat pemijahan bagi spesies laut.
Selain itu, masyarakat setempat memanfaatkan hasil mangrove untuk produk seperti arang dan bahan bangunan. Sementara itu, sektor ekowisata mulai berkembang, mengajak wisatawan untuk menikmati keindahan hutan sekaligus menjaga kelestariannya.
Hutan Mangrove Bengkulu (ANTARA/ Juwita Dwi Citra)
Pengunjung yang datang ke hutan mangrove dapat menjelajahi jalur setapak yang dibangun ramah lingkungan, menikmati pemandangan laut, atau menyusuri hutan dengan perahu. Berbagai aktivitas, seperti fotografi dan relaksasi, menjadi daya tarik tersendiri di tempat ini.
Pemerintah daerah serta komunitas setempat juga menggalakkan program edukasi dan konservasi untuk menjaga ekosistem mangrove. Wisatawan bisa ikut serta dalam penanaman bibit mangrove sebagai kontribusi positif bagi lingkungan.
Dengan keanekaragaman hayati serta manfaat ekonomi yang dihadirkan, hutan mangrove Bengkulu menjadi ekosistem vital bagi masyarakat setempat. Pengembangan kawasan ini sebagai destinasi wisata berkelanjutan diharapkan tidak hanya dapat menarik lebih banyak wisatawan tetapi juga meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
Bagi yang mencari pengalaman wisata berbeda, menjelajahi hutan mangrove di Bengkulu adalah pilihan yang tepat.
Tiket wisata Bromo naik per 1 November, berikut rinciannya