Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu akan mengevaluasi pengoperasian dan manajemen dari bus rapit transit Trans Rafflesia pasca kecelakaan pagi Kamis. 

"Iya, nanti di evaluasi kejadiannya seperti apa, agar tak terulang kembali, kalau memang kesalahan pengemudi nanti dicek kenapa lalai," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu Bambang Budi Djatmiko lewat pesan elektronik, Kamis. 

Dishub pun kata dia akan menjatuhkan sanksi jika memang adanya tindakan kelalaian yang dapat membahayakan keselamatan penumpang. 

"Iya (termasuk sanksi), tergantung kronologis kejadiannya, saat ini Bidang LLAJ ke lapangan (menganalisa kejadian)," kata dia. 

Bus Trans Rafflesia mengalami kecelakaan selepas Jembatan Pasar Bengkulu, ketika itu bus sedang bergerak dari koridor Pasar Pedati menuju koridor Pantai Zakat. 

Salah seorang penumpang dari BRT yang kecelakaan, Ny Suyati mengatakan ia sedang membawa cucu-cucunya yang meminta untuk berkeliling naik Trans Rafflesia. 

Bus ini kata dia sangat disenangi anak-anak sejak hari pertama diluncurkan di bulan Oktober lalu, karena mirip dengan kendaraan dalam film animasi Tayo. 

"Sekarang cucu-cucu saya jadi trauma, saya sangat menyesalkan pelayanan Trans Rafflesia ini," keluhnya. 

Kekecewaan dia bukan tak beralasan, sebab ternyata pengemudi bus yang kecelakaan ini ternyata sedang tidak sehat. 

"Petugas operator yang satunya lagi mengatakan sopir sedang tidak enak badan, kalau memang sakit jangan bawa bus, hampir saja kami celaka semua" kata dia. 

Operator saat itu juga hanya menanyakan apakah penumpang baik-baik saja, tidak ada tindak lanjutnya, padahal ada yang mengeluhkan kesakitan pasca kecelakaan. 

"Cucu saya ternyata benjol di kepala, basa-basi untuk diperiksakan saja tidak ada, masa penumpang diabaikan seperti ini," ujarnya. 

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018