Komisi III DPRD Mukomuko sidak ke sekolah

Mukomuko (ANTARA Bengkulu) - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Muko Muko, Provinsi Bengkulu, Kamis, melakukan inspeksi mendadak ke beberapa sekolah di daerah itu yang kelebihan tenaga pengajar.

"Kami ingin mengecek dua SD Negeri  Kecamatan Kota Mukomuko yang kelebihan guru, karena informasinya jumlah siswa sedikit," kata Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Muko Muko Hermansyah saat akan berangkat inspeksi mendadak (Sidak) di Mukomuko, Kamis.

Dua SDN  di Kecamatan Kota Mukomuko yang menjadi sasaran sidak Komisi III DPRD setempat itu, yakni   SDN 07 dan SDN 09 Kota Mukomuko.

Sidak pertama kali dilakukan  di SDN 07, Ketua dan tiga orang menemukan satu guru berbanding dengan lima orang siswa dengan rincian sebanyak 11 orang guru pegawai negeri sipil (PNS) dan tiga orang guru status honor daerah mengajar 91 orang siswa.

Begitu juga ketika melakukan sidak di SDN 09 Kota Mukomuko, para legislator ini menemukan terjadi penumpukan jumlah tenaga pengajar 10 orang guru PNS dengan anak didik hanya 62 orang.

Hermansyah menilai, penumpukan tenaga pengajar di satu sekolah berdampak pada kekurangan guru di sekolah lain. Selain itu, jam mengajar guru di sekolah kelebihan tenaga tidak efektif.

"Sekolah yang kelebihan tenaga pengajar rata-rata hanya mengajar 6-18 jam dan tidak cukup kewajiban mereka memberikan pelajaran bagi siswa selama 24 jam dalam satu minggu," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi kembali kelebihan guru di beberapa sekolah agar dipindahkan di sekolah lain, yang kekurangan tenaga pengajar.

"Kami ingin pemerataan tenaga pengajar di sekolah daerah ini agar tidak ada lagi sekolah yang kekurangan guru," ujarnya.

Salah seorang anggota Komisi DPRD setempat Rusman Aswardi mengatakan, tidak memungkiri bila guru-guru berlebihan di sekolah dalam kota ini merupakan titipan dari oknum pejabat yang menghendaki tenaga pengajar itu berada di pusat kota kabupaten.

"Bisa saja itu terjadi karena guru saat ini enggan bila ditugaskan mengajar di sekolah terpencil di daerah ini sehingga melakukan cara kolusi agar bisa bertugas di sekolah yang dekat dengan rumahnya," ujarnya lagi.(ANT/KR-FTO)