Batam (Antara) - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis menilai penetapan kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil dan TNI sebesar 6 persen yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Sidang Paripurna, Jumat, cukup relevan.
"Kenaikan gaji sebesar 6 persen untuk PNS dan TNI cukup relevan krn target inflasi di tahun 2013 sebesar 6,8 persen. Artinya dibanding inflasi yang berlaku, kenaikan gaji itu masih belum mempertahankan daya beli PNS secara rata-rata," kata Harry melalui sambungan telepon.
Agar daya beli PNS dan TNI semakin baik, Harry mengusulkan adanya stratifikasi kenaikan gaji, karena pada kenyataannya inflasi 2013 diperkirakan mencapai di aas 7 persen.
Menurut dia, sebaiknya kenaikan gaji PNS dan TNI tidak disamaratakan, melainkan dibedakan per golongan. Semakin kecil golongan, semakin tinggi kenaikan gaji, karena selama ini pegawai dengan golongan tinggi sudah menerima gaji bersih relatif besar.
"Saya akan usulkan agar stratifikasi dilakukan dalam kenaikan gaji, seperti golongan III ke bawah harusnya 6-10 persen, sedangkan untuk golongan III ke atas antara 2-6 persen," kata dia.
Di pihak lain, ia menilai kenaikan gaji PNS dan TNI merupakan upaya Presiden menaikkan citra dalam Pemilu 2014.
"Walau secara rasional menurut saya adalah wajar untuk menjaga ketahanan kesejahteraan PNS. Yang harus dipikirkan adalah kesenjangan gaji antara PNS dengan pegawai swasta semakin besar," kata dia.
Untuk memperkecil kesenjangan gaji PNS dan swasta, ia mengatakan harus dibuat regulasi bidang ketenagakerjaan yang mampu mempersempit rentang itu.
Harry Azhar: kenaikan gaji PNS relevan
Jumat, 16 Agustus 2013 16:40 WIB 1012