Denpasar (Antara) - Ombudsman Republik Indonesia mendorong Pemerintah Provinsi Bali dapat memberikan dan menjamin kenyamanan peserta kontes ratu kecantikan "Miss World" sebagai bagian dari pelayanan publik yang optimal.
"Pelayanan optimal menjadi ciri utama etika ketimuran yang dianut oleh masyarakat Indonesia, dan khususnya masyarakat Bali," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab di Denpasar, Kamis.
Namun, adat ketimuran itu menjelma menjadi rasa inferior yang membelenggu ketika berhadapan dengan dominasi barat.
"Artinya dalam melayani para tamu yang ke Bali, termasuk peserta Miss World haruslah menggunakan ukuran-ukuran pelayanan yang diambil dari etos dan nilai yang hidup dalam masyarakat kita. Dengan demikian, standar pelayanan kita tidak serta-merta dipengaruhi budaya luar yang tidak jarang bertentangan dengan budaya lokal," ujarnya.
Menurut dia, perhelatan tersebut dapat memberikan dampak positif secara umum karena masyarakat Indonesia dapat belajar mengenai cara memadukan kecerdasan dan kecantikan.
"Secara khusus dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perkembangan ekonomi dan pariwisata Bali," ucap Umar.
Di sisi lain, terkait dengan protes sebagian kalangan atas kontes Miss World, pihaknya berharap agar Pemerintah Provinsi Bali bisa menyikapi dengan bijak.
"Ketika dapat dikelola dengan baik, maka protes yang diberikan oleh kelompok yang tidak setuju tersebut tidak berkembang menjadi protes yang destruktif atau merusak," ujarnya.
Sementara itu pengamat ekonomi Dr I Gusti Wayan Murjana Yasa berpendapat kontes Miss World dapat memberi efek ganda secara ekonomis bagi Bali dan Indonesia.
"Kontes tersebut akan memberikan efek ekonomis ganda, di antaranya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Bali, asalkan didukung berbagai aktivitas seperti penampilan kesenian, penggunaan tenaga lokal, dan produk-produk daerah," katanya yang juga akademisi dari Fakultas Ekonomi Universitas Udayana itu.
Ombudsman dorong Bali jamin kenyamanan "Miss World"
Kamis, 5 September 2013 16:21 WIB 1599