DPRD Jambi pelajari peningkatan mutu pendidikan Bengkulu

Bengkulu (ANTARA) - Sejumlah anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi menggelar kunjungan kerja ke wilayah Provinsi Bengkulu untuk mempelajari sistem dan upaya peningkatan mutu pendidikan di Bengkulu.

"Walaupun secara luasan wilayah Provinsi Jambi lebih besar ketimbang Bengkulu, namun ada beberapa langkah yang telah dilakukan Bengkulu di sektor pendidikan yang bisa menjadi masukan bagi kita dan juga dapat diterapkan di Jambi nantinya," kata Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, Muhammad Khairil usai bertemu jajaran Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Jumat.

Ia menilai ada beberapa hal yang bisa dicontoh daerahnya dari Bengkulu diantaranya penerapan sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB), pendirian sekolah keberbakatan olahraga dan pendirian cabang dinas (Cabdin).

Rombongan Komisi IV DPRD Provinsi Jambi yang diketuai Khairil melakukan kunjungan kerja ke DPRD Provinsi Bengkulu. Kunjungan ini diterima langsung oleh Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Xler dan anggota.

Selain itu, dalam pertemuan kunjungan kerja ini, anggota DPRD dari dua provinsi di Sumatera tersebut juga saling bertukar pikiran soal pelaksanaan pendidikan di daerah masing-masing terutama di situasi pandemi COVID-19.

Khairil mengatakan, di Jambi khususnya di daerah yang berada di zona hijau saat ini sudah mulai menerapkan sekolah tatap muka untuk tingkat SMA sederajat.

 "Tapi ada juga yang belum, seperti di Kota Jambi saat ini masih menerapkan daring karena masih Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)," jelas Khairil.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Xler mengatakan dari sektor pendidikan, Provinsi Bengkulu memang sedikit lebih baik ketimbang Jambi, terutama dalam pelaksanaan PPDB.

Menurut Dempo pelaksanaan PPDB tahun 2021 di Bengkulu berjalan lancar tanpa ada kendala berarti. Hal itu berbeda dengan di Jambi yang sempat diwarnai unjuk rasa.

"Misalnya dari sisi PPDB dan ketersediaan sekolah saja. Di Jambi pelaksanaannya sempat memicu demo besar-besaran karena sekolah kurang, sementara tamatan SMP Sederajat membludak," demikian Dempo.