Bengkulu (Antara) - Kerusakan muara sungai berdampak negatif terhadap kelestarian ikan sidat yang hidup di sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu.
"Karena ikan ini hidup di sungai dan laut, saat memijah di laut, tapi membesarkan diri di hulu sungai," kata Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hagi Yuli Segeha di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan hal itu saat memaparkan hasil penelitian berjudul "Rekrutmen Ikan Sidat Tropis di Perairan Bengkulu dan Asosiasinya dengan Faktor-Faktor Lingkungan".
Dua sungai di Bengkulu yakni Muara Sungai Airketahun dan Muara Sungai Airmanna menjadi lokasi penelitian.
Hasil sementara selama enam bulan pengamatan menemukan bahwa Muara Airketahun tidak memungkinkan lagi sebagai lokasi rekrutmen "juvenil" ikan sidat tropis.
Ada beberapa fakta yang terungkap dari survei di lokasi tersebut yakni kondisi ekologis daerah aliran sungai Airketahun telah berubah total dengan adanya pengembangan tambang batu bara.
Selain itu, ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Airketahun telah mengalami perubahan dengan adanya pembangunan tanggul di sepanjang sisi muara sungai hingga jauh menjorok ke laut lepas.
"Ditambah lagi penggalian tambang di sepanjang sisi sungai dan aktivitas kapal-kapal pengangkut hasil tambang," katanya.
Padahal, Airketahun merupakan habitat pertumbuhan yang potensial bagi ikan sidat tropis, dibandingkan dengan muara sungai lainnya karena memiliki ekosistem DAS yang paling lengkap dengan keberadaan Danau Tes di hulu.
Namun, aktivitas pertambangan batu bara di daerah tersebut secara langsung dan tidak langsung telah mempengaruhi hilangnya aktivitas migrasi ikan sidat di wilayah itu.
"Padahal pada 2008 masih ditemukan dua spesies ikan sidat yang bermigrasi melalui muara Airketahun," katanya.
Penelitian lalu digeser ke Muara Sungai Serangi, berjarak 50 kilometer dari Airketahun. Kondisi DAS masih cenderung alami dengan muara yang cukup lebar dan aliran sungai yang cukup deras, meski hanya bersumber dari mata air, bukan danau.
Pengambilan sampel kata dia dilakukan setiap bulan selama setahun mulai Maret 2013 hingga April 2014.
Hingga September 2013, ditemukan bahwa aktivitas migrasi "juvenil" ikan sidat tropis masih terjadi di muara Sungai Serangi dengan beberapa famili sidat laut dan sidat air tawar.
Ikan sidat adalah ikan ekonomis penting dan merupakan komoditas ekspor skala internasional karena dikonsumsi secara global oleh penduduk di benua Asia dan Eropa.
Kerusakan muara sungai ancam kelestarian ikan sidat
Senin, 30 September 2013 11:02 WIB 10003