Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengusulkan kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII program pembangunan talud atau tembok penahan air laut guna mencegah pendangkalan muara sungai di Desa Pasar Ipuh.
"Pihak BWS sudah meninjau lokasi untuk pemasangan talud di wilayah tersebut. Mudah-mudahan di program tahun tahun berikutnya masuk," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko Apriansyah di Mukomuko, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu menanggapi keluhan nelayan Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh, yang tidak bisa melaut karena perahunya tidak bisa keluar masuk muara sungai Pian Daka di wilayah tersebut.
"Setelah kami gali di tahun 2022 sepanjang 200 meter sekarang turun lagi," ujarnya.
Kemudian, katanya, kalau tidak dipasang tembok penahan atau talud berupa beton atau batu ini, maka muara sungai tersebut tidak akan selamat, meski tetap digali datar lagi karena tanah pasir.
Sekarang ini, katanya, ada upaya masyarakat di wilayah Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh, untuk menggali muara sungai yang mengalami pendangkalan secara mandiri supaya kapal yang ada di dalam sungai bisa melaut.
Namun upaya yang dilakukan oleh warga dan pengusaha di wilayah tersebut belum membuahkan hasil karena saat ini musim kering termasuk air di muara sungai tersebut.
"Selain air di muara sungai tersebut menjadi dangkal, bukti lainnya sawah sawah milik warga petani di wilayah tersebut yang berada dekat muara sungai tersebut mengalami kekeringan," ujarnya.
Pendangkalan muara sungai di wilayah tersebut, katanya, membuat nelayan setempat tidak bisa melaut karena mereka tidak bisa membawa perahunya keluar dari muara sungai tersebut.
Selain itu, katanya, perahu nelayan di wilayah itu tidak bisa keluar masuk dari muara sungai tersebut.
"Kalau tidak salah sebanyak 300 unit perahu nelayan yang keluar masuk muara sungai tersebut" demikian Apriansyah.