Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo mengatakan banyak pelaku usaha dari berbagai negara yang tertarik berinvestasi di Indonesia.
"Kita percaya Indonesia itu negara yang terlalu menarik. Saya sepuluh bulan di Singapura, banyak sekali pengusaha, tidak hanya dari Singapura, tapi juga dari Bahrain, Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab, mereka datang menanyakan apa peluang yang bisa dilakukan di Indonesia," kata Suryo dalam webinar UOB Economic Outlook 2022 yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Karena itu, ia membangun business connect di Kedutaan Besar RI di Singapura, guna menjembatani investasi para pelaku usaha dari berbagai negara tersebut ke Indonesia. Menurutnya Indonesia memiliki daya tarik antara lain berupa penduduk usia produktif yang berjumlah besar.
Di samping dari negara-negara itu, menurutnya Indonesia juga bisa mendapatkan sebagian dari investasi dari Amerika Serikat (AS) di Singapura
"Investasi dari Amerika Serikat ke Singapura itu 315 miliar dolar AS yang tidak mungkin semua diinvestasikan di Singapura yang memang sangat terbatas lahannya. Ini peluang untuk Indonesia," ucapnya.
Dengan menarik sekitar 1 persen saja dari aset keuangan di Singapura yang nilainya mencapai 4 triliun AS, ia mengatakan perekonomian Indonesia dapat bergerak dengan luar biasa. Apalagi saat ini dapat dikatakan Singapura menjadi satu-satunya pasar uang di Asia karena Hong Kong sedang mengalami sedikit gejolak politik.
“Jadi 4 triliun dolar AS ini kalau kita tarik 1 persennya saja ke indonesia, ini akan menggerakkan ekonomi yang sangat luar biasa. Potensi yang kita miliki itu baik SDA (Sumber Daya Alam), SDM (Sumber Daya Manusia), pasar, angkatan kerja muda, Indonesia memang punya peluang menjadi kekuatan ekonomi nomor 4 atau 5 di dunia pada 2050, ini yang harus kita gerakkan," imbuh Suryo.
Untuk merealisasikan potensi investasi yang ada, menurut Suryo Indonesia sebetulnya tinggal memanfaatkan alat yang telah dibuat, seperti Undang-Undang Cipta Kerja yang disahkan pada 2020 lalu.
"Undang-Undang sudah kita siapkan, tinggal kemauan kita. Kreativitas, inovasi, dan sikap terbuka untuk menjadi bagian dari perekonomian global, ini yang harus kita kembangkan,” ucapnya.