Jakarta (ANTARA) - Matahari masih bersinar terik sore itu, namun puluhan orang sabar menanti giliran mereka masuk ke Paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai, Uni Emirat Arab.
"Welcome to Indonesia. Selamat datang di Indonesia," petugas menyapa, bergantian dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Dubai awal November ini sedang berada pada musim peralihan panas ke dingin, temperatur udara pekan itu berada di kisaran angka 32 sampai 35 derajat Celsius.
Meski pun terik, antusiasme mengunjungi Paviliun Indonesia, yang berjarak hampir satu kilometer dari gerbang utama Expo 2020 Dubai, tidak pernah surut.
Pengunjung yang masuk akan dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap grup berisi sekitar 10 sampai 20 orang. Bukan tanpa sebab pengunjung dibagi menjadi kelompok kecil, Paviliun Indonesia tetap memberlakukan protokol kesehatan di tengah keramaian pengunjung.
Paviliun Indonesia menjadi etalase mini memperkenalkan Indonesia ke mancanegara, bahwa Indonesia memiliki kekayaan dan keberagaman, baik budaya maupun alam.
Presiden Joko Widodo saat video pembukaan National Day Indonesia di Al Wasl Plaza bahkan mengingatkan Indonesia bukan hanya Bali, masih banyak pesona alam lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
"Berbagai destinasi pariwisata lainnya yang terus kami kembangkan, semakin mengukuhkan Indonesia sebagai surga pariwisata," kata Presiden Jokowi.
Tema besar Paviliun Indonesia untuk gelaran internasional ini adalah "Creating the Future, From Indonesia to the World", cita-cita Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Tak lupa, Indonesia juga menonjolkan keberagaman, bahwa Indonesia adalah tanah keberagaman atau "Land of Diversity", seperti yang dipertontonkan pada acara National Day.
"Kita menampilkan Indonesia sebagai 'Land of Divesity', dengan keberagaman budaya dan etnis. Bahasa kita juga banyak," kata Komisioner Jenderal Paviliun Indonesia Expo 2020 Dubai, Didi Sumedi, kepada ANTARA.
Paviliun Indonesia memperkenalkan Nusantara kepada para pengunjung melalui tiga fase waktu, masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
Begitu menginjakkan kaki di dalam Paviliun seluas 3.000 meter persegi ini, pengunjung langsung disambut kekayaan Indonesia yang mampu menarik perhatian dunia, yaitu rempah-rempah.
"Pada fase masa lampau, kita sudah berkomunikasi dengan dunia melalui perdagangan rempah," kata Didi, yang juga Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan.
Sepanjang koridor pada zona "Yesterday", pengunjung bisa melihat macam-macam rempah yang ada di Indonesia, yang diawetkan di dalam akrilik bening.
Pala, cengkeh, lada, ketumbar sampai bunga lawang menghiasi dinding Paviliun Indonesia untuk zona masa lalu.
Tidak hanya rempah-rempah, pengunjung Expo 2020 Dubai juga bisa berkenalan dengan berbagai motif batik di zona ini.
Kejayaan masa lalu Nusantara tentu tidak lepas dari kekuatan maritim, seperti yang diabadikan dalam lagu, "nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudera".
Miniatur kapal phinisi, kapal Sriwijaya dan perahu Kajang sengaja ditempelkan pada bagian khusus untuk memperkenalkan maritim Indonesia.
Setelah berkenalan dengan Indonesia pada masa lalu, pengunjung diajak beranjak ke lantai kedua untuk melihat masa kini Indonesia.
Sekurang-kurangnya ada tiga layar besar menyambut pengunjung di zona "Today" Paviliun Indonesia. Video berisi rendang, sambal sampai kopi membuat seolah-olah sedang berada di Tanah Air.
Zona "Today" memperlihatkan bagaimana Indonesia saat ini. Kepada dunia, Indonesia menunjukkan pembangunan infrastruktur di dalam negeri, seperti transportasi massa mencakup bus dan MRT di ibu kota Jakarta.
Tidak kalah penting dari pembangunan infrastruktur, Indonesia juga menunjukkan potensi keindahan alam, pariwisata dan industri kreatif yang semakin semarak.
Usai melihat hari ini, pengunjung dibawa ke lantai tiga untuk melihat cita-cita Indonesia di masa depan. Pada layar besar, Indonesia menunjukkan komitmen mereka untuk menuju kekuatan ekonomi nomor lima terbesar di dunia pada 2045 nanti.
Zona "Future" juga menjadi lokasi berfoto yang menarik, Paviliun Indonesia sengaja memberikan titik untuk swafoto dengan latar belakang layar dengan grafis yang berganti, antara lain pola batik.
Indonesia juga menyoroti bonus demografi di perhelatan ini, pada 2030 diperkirakan penduduk usia produktif mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk.
Pada zona ini, ditampilkan ikrar dari generasi muda Indonesia seperti akan menjaga lingkungan hidup, yang ditampilkan dalam berbagai bahasa, antara lain bahasa Indonesia, Inggris, Jepang dan Spanyol.
Perjalanan mengenal Indonesia berakhir di area teater, di sini pengunjung bisa menonton rangkuman tentang Indonesia, terutama keadaan terkini tentang keberagaman dan pesona alam Indonesia.
Setelah puas mengenal Indonesia, pengunjung juga bisa merasakan langsung kelezatan makanan Indonesia di restoran yang terletak di dalam Paviliun Indonesia.
Pada awal November ini, menu yang disajikan di restoran Indonesia berupa nasi Padang, soto Betawi, bakso, nasi goreng, mie goreng, sate dan kudapan martabak manis.
Harga yang ditawarkan beragam, mulai dari 35 dirham untuk satu porsi makanan.
Selain makanan, Paviliun Indonesia juga membuka kedai kopi, antara lain pilihan biji kopi Toraja, Bali Kintamani, Flores Bajawa, Sidikalang dan Luwak Arabica.
Paviliun Indonesia juga menjadi ajang memamerkan produk usaha mikro, kecil dan menengah Indonesia yang sudah siap ekspor, seperti kopi, makanan kemasan, rempah-rempah, fesyen dan minyak atsiri (essential oil).
Pengunjung juga bisa mendapatkan pernak-pernik berhias maskot Paviliun Indonesia, bernama Panca, yang dikelola oleh Sarinah.
Expo 2020 Dubai digelar hingga 31 Maret 2022, Paviliun Indonesia secara bergilir akan menyuguhkan penampilan budaya dari berbagai daerah di Indonesia selama perhelatan internasional tersebut.
Selayang pandang Nusantara di Paviliun Indonesia
Rabu, 10 November 2021 9:03 WIB 1071