Bengkulu (Antara) - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bengkulu menemukan 19 kasus kematian bayi di daerah itu selama 2013.
"Ada 19 kasus kematian bayi selama 2013 yang terjadi di kabupaten dan kota," kata Sekretaris BKKBN Bengkulu Zainin, Selasa.
Ia mengatakan angka kematian tersebut meningkat jika dibandingkan dengan kasus pada 2012 yakni sebanyak 16 kasus.
Meski jumlah kasus meningkat, namun menurut Zainin, secara nasional, angka kematian bayi di Bengkulu tergolong rendah.
"Tapi bukan berarti kita tidak mengupayakan untuk menekan angka kematian bayi ini, hingga nol," ujarnya.
BKKBN, kata dia, salah satu lembaga yang bertugas untuk menekan angka kematian bayi tersebut.
Pihaknya terus meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah terkait bertambahnya jumlah kematian bayi pada 2013 tersebut.
Zainin menambahkan bahwa kasus kematian bayi pada umumnya terjadi di daerah perdesaan.
Hal ini membuat BKKBN bekerja lebih keras dan menjadikan daerah perdesaan sebagai sasaran program BKKBN.
BKKBN, menurutnya, optimistis pada akhir tahun 2015 angka kematian bayi akan menurun lebih jauh.
Pasalnya, BKKBN sudah membuat program 2013-2014 yakni mengajak masyarakat sadar dan lebih memperhatikan kesehatan ibu yang hamil dan lebih memilih untuk mempercayakan peroses persalinan ke tenaga kesehatan, katanya.
"Termasuk program jaminan persalinan memiliki tujuan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi," katanya.
Ia menambahkan bahwa sebelum 2015 masyarakat pedesaan akan lebih mempercayakan peroses kehamilan kepada tenaga kesehatan.