Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menegaskan perlunya inovasi-inovasi baru dalam memperkenalkan Program Keluarga Berencana (KB) kepada masyarakat secara luas.
“Kita harus inovatif mengenai terobosan baru seperti implan satu batang. Implan baik satu batang atau dua batang, bisa sukses menyusui dan bisa langsung dipasang setelah lahir,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dalam membuat sebuah inovasi baru, 200 ribu tim atau setara dengan 600 ribu bidan yang berada di bawah naungan pihaknya dirasa dapat menggerakkan kembali konseling dan pelayanan, dalam masyarakat melalui Aplikasi Klik KB maupun Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil), guna memperkaya pengetahuan calon pengantin.
Menurut Hasto, hal tersebut dapat dilakukan bila salah satu bidan dari suatu tim mendaftarkan diri ke dalam Klik KB untuk mendapatkan ilmu melalui webinar yang diberikan sehingga bisa melakukan konseling pada masyarakat baik secara daring maupun luring.
"BKKBN tidak punya modalitas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, hanya melalui Klik KB, maka dari itu BKKBN menangani ini dengan serius untuk menjadi pelayanan bagi masyarakat,” tegas dia.
Hasto berharap dengan hadirnya Klik KB dapat membantu para calon pengantin yang memiliki suatu permasalahan kesehatan seperti kekurangan protein dapat diatasi. Selain itu, hadirnya Elsimil yang diterbitkan pada akhir tahun 2021 lalu dapat berjalan dengan lebih masif dan memberikan manfaat besar pada seluruh masyarakat.
"Saya kira hadirnya Klik KB dan Elsimil pranikah akan menggaung pada tahun 2022, yang sudah di resmikan oleh para menteri. Klik KB banyak muatan yang akan kami bawa, tinggal teknisnya dimasifkan saja sebaik mungkin, agar menjadi sebuah sistem yang baik,” ucap dia.
Head of Account Management Klik KB Arlies M. Nugraha menyebutkan sampai akhir tahun 2021 pada bulan Desember, jumlah yang menggunakan aplikasi Klik KB sudah mencapai 15.772 bidan.
“Memang pertumbuhannya cukup signifikan. Setelah kita melakukan beberapa program-program KIE terkait dengan kesehatan reproduksi, webinar series, dan webinar 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terkait stunting,” ucap Arlies.
Arlies membeberkan sebanyak 2.278 klinik praktik mandiri bidan sudah menggunakan aplikasi dan 12.714 bidan berhasil menyelesaikan post test dan mendapatkan tambahan SKP setelah mengikuti webinar yang diselenggarakan.
Sebanyak 10.000 masyarakat juga sudah mendapatkan edukasi melalui pemanfaatan platform media baik pada Klik KB, Klik Dokter, media sosial milik BKKBN seperti Facebook maupun Youtube.
Sementara edukasi yang dibuat untuk diberikan pada masyarakat, sudah ada sebanyak 166 artikel selama 2021, 163 postingan Instagram dan 233 postingan dalam Facebook.
Sedangkan dalam memberikan dukungan nutrisi pada keluarga berisiko stunting, dilakukan dengan membuka donasi untuk mendukung program pemerintah.
“Seperti ibu hamil di Karawang, untuk memberikan imunitas kepada ibu hamil dengan target 3.000 paket dan ada pula smart sharing,” kata dia.