Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu merencanakan akan melakukan pemusnahan ulang ayam dan unggas milik warga yang berada di lokasi tempat ditemukannya ayam positif flu burung.
"Kami akan melakukan pemusnahan ulang pada dua lokasi yang pernah ditemukan ayam positif flu burung yakni Kelurahan Kebun Beler dan Pematang Gubernur agar daerah tersebut benar-benar bebas dari virus mematikan itu," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu Arif Gunadi kepada reporter
antarabengkulu.com, Kamis.
Tindakan pemusnahan ulang ayam dan unggas warga di dua lokasi tersebut karena masih terdapat beberapa warga yang enggan ternak mereka tersebut dimusnahkan tanpa adanya dana kompensasi bagi mereka.
Namun pemusnahan ulang akan dilakukan jika tes yang dilakukan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional III Lampung beberapa waktu lalu menunjukkan hasil positif.
"Saat ini dana kompensasi bagi warga yang ayamnya dimusnahkan tersebut telah tersedia namun kami belum tahu secara pasti dana yang telah dipersiapkan oleh pemerintah Provinsi Bengkulu apakah juga akan diberikan pada warga yang ternaknya telah lebih dahulu dimusnahkan atau tidak, namun dalam waktu dekat kami akan segera berkoordinasi," katanya.
Berkaitan dengan sarana dan prasana penanganan flu burung, ia mengatakan pihaknya masih memiliki persediaan desinfektan sebanyak 100 liter sehingga bagi warga yang memerlukannya bisa memintanya di Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu.
"Saat ini Stok rapidtest yang kami miliki hanya ada enam buah lagi sehingga hanya cukup untuk melakukan enam kali pengetesan lagi sedangkan persediaan pakaian pengaman, kacamata dan masker masih cukup banyak," katanya.
Untuk menambah persediaan rapidtest tersebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu agar segera memberikan bantuan alat tes cepat bagi kasus flu burung tersebut.
"Minimnya rapidtest yang kami miliki karena harganya cukup mahal yakni Rp5 juta per kotak dengan satu kotak berisi 25 alat rapidtest. Selain itu alat tes tesebut juga tidak boleh dibeli di pasaran," katanya. (mhe)