Rejanglebong (Antara) - Untuk mencegah terjadinya politik uang pada Pemilu 2014, calon anggota legislatif DPRD Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, dari PKPI daerah pemilihan IV membagikan uang mainan bergambarkan dirinya.
"Uang mainan pecahan Rp50.000 ini sebagai media sosialisasi dan juga untuk sindiran kepada caleg lainnya yang akan melakukan money politics, karena jika terjadi akan merugikan masyarakat banyak dan tentunya perjuangan para caleg lainnya akan sia-sia dan bakalan tidak dapat suara," kata Salman (47) caleg Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) nomor urut tiga dari Dapil Rejanglebong IV, Jumat.
Pembagian uang mainan oleh caleg yang dinilai unik ini lantaran saat berkampanye selalu mengenakan pakaian ala "Superman" merupakan bentuk kepedulian dirinya terhadap pelaksanaan Pemilu yang bersih jujur dan adil, tanpa di warnai permainan politik uang.
Uang mainan pecahan Rp50.000, ini ia cetak sebanyak 5.000 lembar sebagian besar telah dibagikannya ke daerah pemilihan (Dapil) IV yang menjadi lokasi pemilihannya meliputi Kecamatan Sindang Kelingi, Sindang Dataran dan Kecamatan Selupu Rejang. Sedangkan sisanya lagi dibagikan ke beberapa kecamatan di wilayah Kota Curup.
Ia berharap dengan strategi kampanye yang dilakukannya itu nantinya akan mendapatkan perhatian dari masyarakat sehingga tergerak untuk memilihnya, dan menjauhi praktik permainan politik uang maupun penekanan kepada pemilih dalam bentuk lainnya.
Jika terpilih menjadi anggota dewan dirinya berjanji akan memperjuangkan peningkatan perekonomian masyarakat serta mengutamakan pembangunan di wilayah pedesaan.
Sementara itu koordinator devisi sosialisasi dan infromasi Pemilu KPU Kabupaten Rejanglebong, Mansurudin mengingatkan kalangan masyarakat pemilih di daerah itu agar tidak terpengaruh dengan permainan politik uang yang dilakukanoknum caleg maupun tim sumeski hal tersebut melalui tim sukses masing-masing.
"Masyarakat diminta untuk memilih calon anggota legislatif berdasarkan pilihan hati mereka masing-masing, bukan karena diiming-imingi uang atau pemberian barang. Politik uang ini telah merusak sendi-sendi demokrasi dan membuat pemikiran masyarakat matrialistis," ujarnya.
Mencuatnya kasus jual beli suara dalam setiap pelaksanaan Pemilu di Tanah Air belakangan ini kata dia, telah mengakibatkan rendahnya tingkat partisipasi pemilih dan sangat bergantung dengan ada atau tidaknya uang atau barang yang diberikan masing-masing kandidat serta parpol pengusung mereka.***1***