Bengkulu (Antara) - Universitas Bengkulu yang masih memiliki kontrak kerja sama pengelolaan keuangan dengan Bank Tabungan Negara (BTN) tidak mencemaskan adanya rencana akuisisi bank tersebut oleh Bank Mandiri.
"Kita bekerjasama dengan beberapa bank untuk mengelola keuangan Universitas Bengkulu, termasuk dengan BTN, kita tidak cemas dengan rencana akuisisi itu karena dari sisi nasabah rencana tersebut tidak akan berdampak negatif," kata Rektor Universitas Bengkulu, Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc, di Bengkulu, Rabu.
Dia mengatakan, akuisisi BTN oleh Bank Mandiri tersebut hanya berdampak internal yakni seperti perampingan jumlah karyawan.
"Sebagian karyawan akan ada yang kehilangan posisinya, kalau kita tidak cemas, malahan sebaliknya BTN yang akan cemas kehilangan kita," kata Rektor Universita Bengkulu sembari bergurau.
Dia meyakini akuisisi BTN dan Bank Mandiri tidak akan mempengaruhi investasi nasabah yang ada di Bank Tabungan Negara.
"Semua pasti sesuai kontrak, seperti bunga kredit perumahan, giro dan tabungan yang ada di BTN, tidak mungkin hal tersebut nanti disesuaikan dengan bunga Bank Mandiri, karena kalau disamakan mereka bisa kehilangan kepercayaan dari nasabah," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri BUMN Dahlan Iskan mewacanakan Bank Mandiri segera mengambilalih 60,14 persen saham BTN yang diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 21 Mei 2014.
Namun rencana itu langsung mendapat penolakan dari sejumlah kalangan termasuk dari ribuan karyawan Bank BTN yang menggelar aksi unjuk rasa pada Minggu (20/4) di Gedung Bank BTN, Harmoni, Jakarta.
Sementara itu, saat dikonfirmasi tentang keadaan BTN cabang Bengkulu ataupun adanya rencana mogok karyawan, kepala cabang sedang tidak berada di tempat.
"Kami tidak bisa memberikan keterangan yang terkait dengan itu, konfirmasi seperti itu langsung ke pusat di Jakarta," kata Sekretaris BTN Cabang Bengkulu, Een.
Terlihat, kegiatan transaksi di BTN Cabang Bengkulu tampak berlangsung seperti hari biasa walaupun ada rencana akuisisi BTN-Mandiri.