Seoul (Antara/Reuters) - Presiden Korea Selatan Park Geun-hye Senin secara resmi meminta maaf atas tragedi tenggelamnya kapal feri pada April yang menewaskan sekitar 300 penumpang, sebagian besar anak sekolah, dan mengatakan ia akan membubarkan pasukan penjaga pantai karena dinilai gagal menjalankan misi penyelamatan.
Park mendapat kritikan keras dari rakyatnya terkait respon pemerintah dalam bencana maritim terburuk di Korsel dalam 20 tahun terakhir itu serta lamban dan tidak efektifnya operasi penyelamatan.
Hasil jajak pendapat menunjukkan dukungan bagi Park turun lebih dari 20 poin sejak terjadinya kecelakaan itu pada 16 April.
"Saya meminta maaf kepada bangsa ini atas penderitaan yang dirasakan semua orang, sebagai presiden yang selayaknya bertanggung jawab atas keselamatan dan nyawa rakyat," kata Park dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi.
Pidatonya tersebut merupakan yang pertama dibuatnya sejak kapal feri Sewol terbalik dan tenggelam bersama dengan 476 penumpang serta kru.
Setidaknya 286 orang tewas dan 18 lainnya masih hilang. Hanya 172 orang yang berhasil diselamatkan, sementara selebihnya diduga telah tenggelam.
Dari seluruh jumlah penumpang, 339 diantaranya adalah siswa-siswi sebuah sekolah menengah di pinggiran kota Seoul dan guru-guru mereka yang tengah berdarmawisata.
Park berupaya menahan airmatanya saat mengenang para siswa yang tewas saat mereka berusaha saling membantu.
Ia berjanji melakukan perubahan untuk meningkatkan pengawasan, serta menjatuhkan hukuman berat bagi para birokrat dan pengusaha yang karena kelalainnya telah membahayakan keselamatan publik.
"Sebuah kapal berusia 20 tahun dibeli dan diperbaharui untuk menambah kapasitasnya, kemudian diberi muatan kargo melebihi batas yang diperbolehkan dengan menggunakan laporan berat palsu, namun tidak ada seorangpun yang berwenang dalam pengawasan tidak berusaha menghentikan praktik ini," kata Park.
Ia menyebutkan masalah struktural dalam pasukan penjaga pantai sebagai penyebab utama banyaknya korban jiwa dalam kecelakaan yang sempat direkam televisi nasional saat kapal perlahan-lahan tenggelam bersama sebagian besar penumpang yang masih terperangkap.
"Jika saja operasi penyelamatan segera dilakukan setelah terjadi kecelakaan, kita bisa saja menekan jumlah korban jiwa," kata Park.
Tugas penyelamatan penjaga pantai akan dijalankan oleh sebuah badan keselamatan darurat nasional yang akan segera dibentuk dan polisi akan mengambil alih fungsi penyelidikan, katanya.
Kru Tinggalkan kapal
Beberapa kru kapal, termasuk kapten, tertangkap dalam video meninggalkan kapal sementara anak-anak berulangkali diminta untuk tinggal dalam kabin mereka dan menunggu perintah selanjutnya.
Park yang berada di tahun kedua pemerintahan lima tahunnya, secara pribadi telah meminta maaf kepada keluarga korban namun pemerintahannya terus menghadapi kritikan dan kemarahan warga atas buruknya penanganan bencana tersebut.
Dukungan publik terhadap Park turun dari 70 persen sebelum terjadinya tragedi menjadi 46 persen, menurut hasil jajak pendapat.
Permintaan maaf resminya serta cetak biru untuk reformasi birokrasi dikritik karena datang terlambat, sementara keputusannya untuk membubarkan penjaga pantai juga dipertanyakan.
"Meski kami perlu mengintegrasikan fungsi pemerintahan untuk manajemen bencana dan keselamatan, pembubaran penjaga pantai secara tiba-tiba bisa menimbulkan lebih banyak masalah yang mungkin lebih sulit diatasi," kata Prof Lee Jun-han dari Universitas Nasional Incheon.
Park mengatakan penjaga pantai bukan hanya telah gagal dalam tugas pencarian dan penyelamatan, namun dalam bentuknya sekarang juga tidak akan mampu mencegah bencana skala besar lain.
"Organisasi penjaga pantai terus bertambah gemuk namun tidak memiliki cukup personel dan alokasi anggaran untuk keselamatan maritim, sementara pelatihan penyelamatan sangat tidak mencukupi," katanya.
Ke-15 kru kapal naas tersebut sudah divonis pengadilan pekan lalu, termasuk kapten dan tiga kru senior, dengan dakwaan pembunuhan. Sebelas kru lainnya divonis atas dakwaan kelalaian.
Pihak penuntut mengatakan feri tersebut cacat secara struktur setelah mengalami perubahan model dan penambahan kapasitas, serta dimuati terlalu banyak kargo. Belokan tajam menyebabkan kapal tersebut miring dan terbalik.
Sewol berada dalam perjalanan rutin dari pelabuhan utama di selatan Incheon menuju pulau wisata Jeju.