Hanoi (Antara/AFP) - Vietnam menyiarkan rekaman video dramatis saat sebuah kapal besar Tiongkok mengejar dan menabrak salah satu kapal nelayan Vietnam yang kemudian tenggelam di dekat anjungan minyak di perairan sengketa.
Kedua negara komunis itu saling tuding terkait insiden pada 26 Mei itu, yang oleh Hanoi disebut sebagai "aksi tak berperikemanusiaan" oleh Tiongkok sementara Tiongkok menuding kapal nelayan Vietnam telah menyusup.
Rekaman video yang diambil dari sebuah kapal Vietnam yang ada di dekat lokasi kejadian menunjukkan kapal Tiongkok yang jauh lebih besar mengejar kapal kayu nelayan Vietnam dan menabraknya sehingga kapal kecil itu terbalik dan tenggelam.
Pejabat Vietnam mengatakan 10 nelayan yang ada dalam kapal tersebut diselamatkan oleh kapal-kapal lain yang berada di dekatnya, setelah insiden yang terjadi sekitar 12 mil laut baratdaya anjungan minyak itu.
Vietnam pada Kamis mengatakan bahwa kapal-kapal Tiongkok yang menjaga anjungan minyak itu telah melukai 12 orang --termasuk 10 nelayan dalam kapal yang tenggelam itu-- dan merusak 24 kapal penegak hukum Vietnam sejak ketegangan antara keduanya mulai meningkat pada awal Mei.
Disamping itu, 12 kapal nelayan juga rusak, kata wakil kepala Departemen Pemantauan dan Perikanan Vietnam Ha Le.
"Mereka tidak diperbolehkan mencari ikan, ditakut-takuti oleh kapal Tiongkok, peralatan mereka dirusak, dan para kru kapal diperlakukan dengan brutal," katanya.
Hubungan antara Vietnam dan Tiongkok memburuk terkait penempatan anjungan minyak, dan memperparah konflik di perairan tersebut.
Anjungan minyak itu ditempatkan di dekat Kepulauan Paracel yang disengketakan, yang dikenal dengan nama Hoang Sa di Vietnam dan Xisha di Beijing.
"Setiap hari, Tiongkok mengerahkan antara 30 sampai 137 kapal di sekitar anjungan minyak, termasuk enam kapal perang," kata wakil komandan penjaga pantai Vietnam Ngo Ngoc.
"Kapal-kapal Vietnam dicegah ... dan mereka mencoba menghindar dari ditabrak Tiongkok," katanya seraya menambahkan bahwa Vietnam tidak pernah menggunakan meriam air melawan kapal-kapal Tiongkok.
Ketegangan terkait keberadaan anjungan minyak itu memicu kerusuhan anti-Tiongkok di Vietnam pada Mei.
Beijing mengatakan empat warganya tewas dalam kerusuhan itu, sementara menurut Vietnam ada tiga warga Tiongkok yang tewas.
Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung mengatakan penempatan anjungan minyak oleh Tiongkok itu merupakan ancaman serius bagi perdamaian.
"Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, termasuk perairan di dekat pantai negara tetangganya, dan menjadi semakin agresif dalam menguatkan klaimnya.
Vietnam, Filipina, Brunei, Malaysia dan Taiwan saling klaim sebagian dari kawasan perairan itu.