Polres Rejanglebong: pengamanan TPS dibagi tiga kategori

Rejanglebong (Antara) - Pihak Kepolisian Resor Rejanglebong, Bengkulu, menyebutkan pola pengamanan tempat pemungutan suara (TPS) Pemilu Presiden 9 Juli 2014 di daerah itu dibagi tiga kategori.

"Pola pengamanan proses pemungutan suara di masing-masing TPS dalam 15 kecamatan di Rejanglebong dibagi menjadi tiga kategori, pertama TPS kategori aman yang terdiri delapan TPS dijaga dua polisi, 16 petugas Linmas. Kemudian TPS rawan II yang terdiri tiga TPS dijaga dua anggota polisi dan sembilan anggota Linmas serta TPS kategori rawan I yang terdiri dari dua TPS dijaga dua polisi serta enam anggota Linmas," kata Kapolres Rejanglebong AKBP Edi Suroso di Rejanglebong, Selasa.

Jumlah personil pengamanan 554 TPS yang tersebar dalam 156 desa dan kelurahan pada 15 kecamatan di daerah tersebut kata dia, sebanyak 251 personil yang berasal dari Polres Rejanglebong kemudian ditambah 1.192 orang petugas Linmas dari pemkab setempat dan 25 personil TNI dari Kodim 0409 Rejanglebong.

Pengamanan Pilpres 9 Juli 2014 yang diikuti dua pasangan capres/cawapres yakni pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pasangan nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla di daerah itu  tambah dia, diutamakan kepada sejumlah TPS yang dianggap rawan konflik.

Beberapa TPS yang dianggap rawan dan sulit dijangkau ini terutama yang berada di tujuh kecamatan di kawasan Lembak antara lain Kecamatan Kota Padang, Binduriang, Sindang Beliti Ulu, Sindang Beliti Ilir, Sindang Dataran dan Padang Ulak Tanding.

Untuk pelaksanaan Pemilu Presiden yang akan dilangsungkan Rabu besok, Kapolres Edi Suroso memastikan kalangan anak buahnya di daerah itu akan dapat menjunjung netralitas masing-masing, dan jika ada anggotanya yang tidak netral akan dikenai sanksi tegas dan mempersilahkan dilaporkan ke dirinya maupun ke Polda serta Panwaslu.

Dia mengimbau kalangan masyarakat daerah itu agar dapat menjaga situasi kamtibmas di wilayah masing-masing dan tidak mudah terpecah belah oleh isu-isu yang dapat menimbulkan permusuhan yang nantinya dapat membuat suasana daerah tidak kondusif. ***1***