"Untuk jalur mudik itu pastinya proyek sudah di lelang semua, baik untuk jalan negara, provinsi maupun kabupaten kota. Bahkan saya kemarin bepergian ke Sumatera Barat dan melihat ruas jalur mudik sudah dikerjakan, terutama jalan negara yang prosesnya berada di kementerian," kata Hardiansyah di Bengkulu, Selasa.
Namun, menurut dia walaupun sudah dalam tahap pengerjaan tentu berbagai macam faktor dapat mengganggu dan membuat pengerjaan perbaikan bisa terlambat selesai.
"Ada beberapa faktor yang bisa membuat keterlambatan, seperti kondisi cuaca, administrasi, teknologi, ketersediaan dan distribusi bahan serta sumber daya manusia," kata dia.
"Ada beberapa faktor yang bisa membuat keterlambatan, seperti kondisi cuaca, administrasi, teknologi, ketersediaan dan distribusi bahan serta sumber daya manusia," kata dia.
Untuk cuaca, menurut dia faktor tersebut tentunya sulit dihindari, namun faktor lainnya seperti penyelesaian administrasi, teknologi, ketersediaan dan distribusi bahan, serta sumber daya manusia harusnya bisa diupayakan agar tidak mempengaruhi target penyelesaian perbaikan jalur mudik.
"Mungkin akan ada keterlambatan, namun harapannya tentu tidak akan banyak mengganggu pelayanan arus mudik dan balik lebaran nantinya," kata dia lagi.
Apalagi, arus mudik di Lebaran 2023 ini lanjut Hardiansyah diprediksi akan jauh lebih padat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena Indonesia sudah melewati kondisi pandemi COVID-19 dan beralih ke situasi normal baru.
"Sekarang tidak ada lagi pembatasan, sudah kembali normal, tentu animo masyarakat untuk mudik juga akan lebih besar lagi," ujarnya.
Memastikan perbaikan jalur mudik selesai tepat waktu menurut dia tentunya juga guna meminimalkan kerawanan saat aktivitas mudik seperti kecelakaan akibat kondisi infrastruktur yang kurang baik.