Polri menyelidiki penyebab dugaan ledakan di Kilang Minyak Putri Tujuh Pertamina Dumai, Riau, yang terjadi Sabtu (1/4) malam dan mengakibatkan lima orang pekerja terluka.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Sandi Nugroho mengatakan, penyidik Polri terlebih dahulu mendalami informasi terkait kejadian tersebut, apa bila ada dugaan kelalaian maka dilakukan penyelidikan sesuai protap seperti yang dilakukan di Dipo Plumpang, Jakarta Utara.
"Kami pastikan informasinya dan bila benar, protap seperti tempat kejadian perkara di Plumpang akan kami laksanakan (penyelidikan)," kata Sandi di Jakarta, Minggu.
Menurut jenderal bintang dua itu, Bareskrim Polri akan menurunkan penyidikan dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri untuk menyelidiki peristiwa ledakan tersebut.
"Bila benar protapnya seperti di TKP Plumpang akan dilaksanakan (turunkan tim penyidik dan Puslabfor)," kata Sandi.
Sebelumnya, dentuman keras disertai getaran kuat diduga berasal dari Kilang Minyak Putri Tujuh Pertamina RU II Dumai, Provinsi Riau, terjadi pada Sabtu malam sekitar pukul 22.40 WIB, hingga mengakibatkan kebakaran.
Sementara itu, Juru Bicara Pertamina RU II Dumai Agustiawan kepada wartawan di Dumai, Minggu dini hari, mengatakan lima orang yang terdampak kecelakaan kerja di ruang operator tersebut saat ini telah dibawa ke RS Pertamina Dumai untuk memperoleh perawatan terbaik.
Saat ini Tim Keadaan Darurat Pertamina juga telah berhasil mengatasi kejadian di area gas compressor Kilang Dumai. Kebakaran telah dapat dikendalikan pada Sabtu malam sekitar pukul 22.54 WIB.
Agustiawan mengatakan saat ini operasional kilang di unit terdampak dihentikan sementara untuk memastikan keamanan di lokasi. Sementara unit lain di Pertamina Dumai tetap beroperasi secara normal.
Untuk penyebab kejadian sendiri hingga saat ini masih belum diketahui.
"Saat ini Tim terus fokus untuk memastikan kondisi aman. Pertamina Kilang Dumai juga terus melakukan pemantauan untuk memastikan agar masyarakat di sekitar kilang tidak terdampak oleh kejadian ini," kata Agustiawan.
"Saat ini Tim terus fokus untuk memastikan kondisi aman. Pertamina Kilang Dumai juga terus melakukan pemantauan untuk memastikan agar masyarakat di sekitar kilang tidak terdampak oleh kejadian ini," kata Agustiawan.
Kebakaran tersebut sebelumnya disertai beberapa ledakan yang terdengar dari jarak hingga lebih 25 kilometer.
Ledakan itu juga berdampak pada sejumlah bangunan yang ada di sekitarnya, antara lain rumah warga mengalami pecah kaca, dinding retak-retak dan plafon masjid berjatuhan.
Agustiawan memastikan Pertamina akan bertanggung jawab atas dampak insiden tersebut.
Peristiwa ledakan dan kebakaran di Kilang Minyak Pertamina Dumai terjadi kurang dari sebulan peristiwa kebakaran di Terminal BBM atau Depo Plumpang, Jakarta Utara yang terjadi pada Jumat (3/3).
Terdapat dua RW yang terdampak dari insiden kebakaran tersebut, yakni RW 01 sebanyak 166 kepala keluarga (KK) dan RW 09 sebanyak 65 KK.
Selain itu, ia juga menginformasikan hingga saat ini jumlah korban meninggal dunia dalam kejadian di Depo Plumpang itu tercatat ada 23 orang.
Dalam kasus Dipo Plumpang, Bareskrim Polri telah memintai keterangan 54 orang saksi, baik saksi korban hingga ahli. Beberapa saksi yang dimintai keterangan di antaranya dari pihak Pertamina, BMKG, Ditjen Migas dan warga sekitar.