Menurut dia, penyetaraan standar ijazah tersebut sangat penting agar mahasiswa yang lulus dapat berkarir di seluruh negara ASEAN.
"Contohnya, kami menerima mahasiswa universitas luar negeri, begitu juga sebaliknya. Nah, ketika ijazah itu bisa disetarakan dan para lulusan kembali ke negaranya masing-masing, ijazah mereka diakui, sehingga ada kesetaraan. Kesetaraan ini penting," kata dia.
Melalui Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 2023, kata dia, diharapkan hubungan negara-negara di ASEAN semakin erat dan berbagai kerja sama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi juga ikut terakselerasi.
Selain penyetaraan ijazah, lanjutnya, Universitas Bengkulu sudah membentuk kerja sama dengan sejumlah universitas di kawasan ASEAN maupun secara internasional, seperti pertukaran mahasiswa hingga kuliah umum dari profesor-profesor di bidang masing-masing dalam kawasan.
"ASEAN merupakan forum internasional terdekat dengan Indonesia untuk menjalin kerja sama. Kerja sama antar-universitas dari berbagai negara ini kami anggap penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan ilmu pengetahuan," ujarnya.
Retno juga mengapresiasi KTT ASEAN 2023 yang digelar di Indonesia. Posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN, menurut dia, menjadi posisi prestisius dalam menentukan arah berbagai isu kawasan.