"Sudah 95 persen untuk Provinsi Bengkulu, dan tinggal disisir 5 persen lagi dan itu akan kami kejar dua bulan ke depan, tinggal hanya 50 sampai 100 outlet lagi," kata Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Zibali Hisbul Masih di Bengkulu, Kamis.
Saat ini, terdapat 1.397 pangkalan program One Village One Outlet (OVOO di Bengkulu, pangkalan tersebut tersebar di 1.516 desa kelurahan.
Pertamina menargetkan setiap desa minimal tersedia satu pangkalan elpiji demi memudahkan masyarakat di desa mendapatkan energi yang bersih, hemat dan ramah lingkungan terutama masyarakat penerima subsidi yakni untuk jenis elpiji 3 kilogram.
Dengan tersedianya pangkalan elpiji di setiap desa, lanjut dia juga dapat meminimalkan potensi penyalahgunaan peruntukan elpiji bersubsidi jenis tabung gas 3 kilogram.
Pertamina dapat lebih mudah mengontrol dan mengawasi pendistribusian sampai ke tingkat desa. Pertamina dapat mendekatkan masyarakat langsung dengan rantai distribusi resmi elpiji bersubsidi dan menekan potensi oknum pengecer.
"Ya, salah satu hal yang kami lakukan dengan OVOO, itu merupakan cikal bakal itu ke arah sana (untuk pengawasan). Jadi makin banyak kami menambahkan outlet, kontrol kami dengan sistem bisa lebih diperketat," ucapnya.
Namun untuk mengawasi pendistribusian tersebut tentu Pertamina tidak bisa melakukan sendiri, butuh dukungan banyak pihak, terutama masyarakat sebagai pengguna.
Menurut dia jika masyarakat menemukan indikasi kecurangan dapat segera melaporkan kepada aparat penegak hukum, atau melalui Pertamina Call Center (PCC) 135.