Mengembalikan kejayaan kopi liberika Sendoyan Kalbar
Jumat, 14 Juli 2023 10:49 WIB 1406
"Di sini, budaya ngopi itu masih kental. Setiap hari warga ngopi, baik pagi, siang, atau malam hari," ucap dia.
Baik musim panas maupun dingin, sajian minuman untuk pribadi atau tamu, lagi-lagi juga kopi. Karena ngopi demikian membudaya dan tanahnya juga subur, maka perlu digencarkan tanam kopi lagi.
Sementara itu, Tandi yang merupakan anggota Poktan Batu Layar Sejahtera hingga kini masih eksis budi daya kopi dan menjadi teladan poktan. Saat ini ia mengaku kewalahan memenuhi kebutuhan kopi liberika.
Dari kebun kopi seluas sekitar 1,5 hektare, kadang tidak bisa memenuhi permintaan masyarakat lokal setiap waktu. Bahkan untuk membeli kopi, konsumen harus pesan terlebih dahulu agar mendapat bagian. Untuk harga biji kopi dijual mulai Rp45.000 -- Rp50.000 per kilogram.
Baca juga: Melindungi macan tutul dari ancaman kepunahan di Meru Betiri
Budi daya kopi dilakukannya sejak awal pernikahan atau sekitar 20 tahun silam. Peremajaan kopi juga terus dilakukan. Ihwal perawatan kopi, tidak terlalu sulit namun tetap perlu telaten. Budi daya kopi, sebagian juga dilakukan tumpang sari dengan tanaman lain, yang sekaligus menjadi naungan.
Dalam pemupukan kopi menggunakan pupuk organik yakni dari kotoran hewan kambing yang dipelihara di sekitar kebun kopi. Kopi liberika tumbuh di atas tanah bercampur gambut. Hal itu memang cocok untuk jenis kopi liberika yang habitatnya di dataran rendah termasuk ada unsur gambutnya.
Dengan tanah yang subur dan perawatan yang cukup, menjadikan kopi yang diproduksinya diminati kedai kopi. Meski di tengah permintaan lokal yang tinggi, ia masihbmenyisihkan sebagian biji kopi ke kedai kopi di Kota Pontianak. Kedai kopi tersebut mendampingi pada pascapanen agar biji yang dihasilkan berkualitas dan sesuai standar.
Baca juga: Mendag sebut kopi Lampung jadi komoditas ekspor diminati di Mesir
"Kami sudah uji mutu dan rasa kopi, hasilnya memang baik. Densitas kopi sudah di atas 750 dari kategori normal 600, fermentasi yang diajarkan sudah diterapkan dan lainnya, " kata Tandi.
Terkait kendala, lebih pada pengelolaan pascapanen karena masih dikerjakan secara manual, mulai pengupasan kulit luar dan dalam. Pengerjaan secara manual berdampak pada bentuk biji kopi rentan banyak pecah dan pengerjaannya pun tidak bisa dalam jumlah banyak serta cepat.
Selain gerakan tanam, saat ini di hilir agar ada nilai tambah bagi petani juga dihadirkan kopi liberika bubuk kemasan dengan merek sesuai nama desa. Kopi bubuk yang diolah secara tradisional mulai menjadi perhatian dan diminati pasar. Kopi kemasan tersebut juga mampu mengenalkan Desa Sendoyan ke luar.
Identitas kopi Kalbar
Pegiat dan pelaku usaha kedai kopi di Kalbar, Restu, mengatakan bahwa kopi jenis liberika sudah menjadi bagian identitas kopi Kalbar. Jenis kopi tersebut sangat diminati karena rendah kafein dan diklaim aman bagi lambung.