Bengkulu (Antara) - Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari daerah pemilihan Kabupaten Kepahiang, Ramli Rem mengatakan kebutuhan utama petani yang diterima saat jaring aspirasi ke daerah adalah pembangunan jalan usaha tani.
"Banyak jalan usaha tani yang belum pernah dibangun, masih jalan setapak, padahal gudang kopi Bengkulu berada di wilayah desa-desa di Kepahiang," katanya di Bengkulu.
Ramli yang menggelar jaring aspirasi ke Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang, Bengkulu mengatakan salah satu jalan usaha tani yang menjadi urat nadi pertanian di Kepahiang adalah jalan dari Desa Batu Bandung ke Air Punggur sepanjang 12 kilometer.
Seluas 10 ribu hektare areal kopi milik petani ditempuh lewat jalur sepanjang 12 kilometer itu. Saat ini kondisi jalan masih berbentuk jalan setapak yang hanya bisa dilalui berjalan kaki atau menggunakan roda dua yang dilengkapi rantai pada roda.
"Kalau tidak pakai rantai tidak bisa lewat karena jalan berbukit-bukit dan licin," ujarnya.
Ia mengharapkan pemerintah memprioritaskan pembangunan jalan usaha tani untuk meningkatkan kesejahteraan petani di daerah itu.
Sebab dengan kondisi jalan yang ada saat ini, petani harus mengeluarkan ongkos angkut kopi sebesar Rp1.500 per kilogram atau Rp1,5 juta per ton kopi.
"Setiap panen kopi kami harus membayar ongkos ojek dari kebun ke desa, kalau jalan bagus, ongkos ini bisa ditekan," kata Kepala Desa Batu Bandung, Deli.
Saat musim hujan kata dia, jalan dengan kontur berbukit-bukit itu sangat licin dan membahayakan pengguna jalan.
Jumlah kopi yang diangkut saat musim hujan juga berkurang 50 persen. Biasanya sekali angkut mampu membawa 200 kilogram, saat musim hujan hanya 100 kilogram.
Selain jalan usaha tani dari Batu Bandung ke Air Punggur, jalan usaha tani lainnya yang dibutuhkan warga di kecamatan itu antara lain dari Batu Bandung menuju Air Les, Air Donok, Air Barus dan Tebat Rimbun.
***3***