Bengkulu (Antara) - Koalisi Perempuan Indonesia wilayah Bengkulu mendesak pemerintah agar menjamin ketersediaan darah di pos pelayanan kesehatan, sebab salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu melahirkan adalah akibat kekurangan darah.
4"Penyebab kematian ibu melahirkan adalah pendarahan mencapai 35 persen dari kematian, karena saat proses melahirkan tidak ada darah yang tersedia," kata Sekretaris KPI wilayah Bengkulu Irna Riza Yuliastuty di Bengkulu, Minggu.
Saat mengunjungi redaksi Kantor Berita Antara Biro Bengkulu, dalam rangkaian peringatan "International Women's Day" atau Hari Perempuan Sedunia, Irna mengatakan pemerintah harus mempercepat pengesahan Rancangan Undang-Undang Kepalangmerahan yang salah satunya untuk menjamin ketersediaan darah di pos kesehatan.
Irna mengatakan berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu di Indonesia mengalami peningkatan drastis dari 228 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2007 menjadi 359 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2012.
Selain akibat pendarahan, kematian Ibu melahirkan juga disebabkan asupan gizi yang buruk dan beban kerja berlebih mengakibatkan kekurangan gizi, anemia dan tekanan darah tidak teratur.
"Penyebab kematian Ibu melahirkan lainnya karena usia yang terlalu muda atau usia terlalu tua," ujar dia.