Bengkulu (Antara-IPKB) - Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah dalam pembukaan The ASEAN-Japan Youth Forum 2015 memandang bahwa hubungan kemitraan antar negara ASEAN dan Jepang masih terpusat pada kalangan elite. Dan masih kurang akan sosialisasi pada akar rumput, terutama partisipasi pemuda dalam kemitraan itu.
"Sedangkan pemuda merupakan kelompok strategis yang mampu menjadi katalisator dalam pembangunan berkelanjutan," kata Junaidi dalam sambutannya pada di Bengkulu The ASEAN-Japan Youth Forum 2015.
Peningkatan partisipasi pemuda untuk menjaga kelanjutan kerjasama ASEAN-Jepang menjadi penting mengingat jumlah kelompok pemuda yang tidak sedikit.
Merujuk beberapa data United Nation Youth World Report 2011, popilasi pemuda usia 15-24 di Kawasan Asia mencapai 754 juta orang dan sebesar 60 persen dari 633 juta penduduk ASEAN berusia di bawah 30 tahun. Sementara itu, populasi pemuda Indonesia berusia 16-30 sebanyak 30 persen atau mencapai 60 juta lebih.
Junaidi mengatakan, pada 2015, mulai diberlakukannya ASEAN Community dimana masyarakat wilayah itu dapat memiliki satu visi, satu indentitas dan komunitas. Menurut dia, Forum pemuda ASEAN-Jepang merupakan salahsatu upaya untuk perkuat hubungan antar negara ASEAN-Jepang.
Sementara itu, Advisor Forum Palajar dan Pemuda Indonesia Sultan Bahtiar Najamudin juga menjelaskan, sudah waktu pemuda Indonesia untuk berperan aktif di kanca global. Melalui form ini pemuda Bengkulu khususnya dan Indonesai umumnya agar mendapat wadah untuk mendorong keterlibatan kaum muda yang lebih besar dalam mendukung komunitas AASEAN 2015, kata.(rs)