Bengkulu (Antara-IPKB) - Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bengkulu Adharsya menegaskan, untuk menjadikan kaum muda yang berkualitas sebagai generasi emas bangsa, remaja perlu mendapat bimbingan dan pendidikan tentang kependudukan khususnya pengetahuan kesehatan reproduksi.
"Remaja perlu menyiapkan dirinya untuk bebas dari resiko triad kesehatan reproduksi remaja, yakni terhindar dari perilaku seks bebas dan pengaruh obat yang membahayakan masa depan remaja"
Dengan membebaskan diri dari seksualitas, napza, hiv/aids, maka dapat unggul dan menjadi remaja tegar serta mampu dalam mendewasakan perkawinannya, kata Adharsya kepada wartawan di kantornya, Rabu 8/4.
Remaja memiliki dua nilai, yaitu nilai harapan (idelisme) dan kemampuan. Apabila kedua nilai tersebut tidak terjadi keselarasan maka akan muncul bentuk-bentuk frustasi. Dan akan mengarahkan generasi muda untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari norma agama dan adat.
Menurut dia, terdapatnya beberapa persoalan yang dihadapi remaja, dapat disebabkan oleh pendidikan dan ekonomi atau kemiskinan.
Kemiskinan keluarga dan rendahnya tingkat pendidikan dari remaja menyebabkan 5,5 persen remaja yang mendengar tentang NAPZA pernah mencoba menggunakannya dengan cara diminum/ditelah sebesar 73,1 persen, dhirup sebesar 21,7 persen dan disuntikkan 5,3 persen.
Perilaku seksual remaja dan penyimpangan lainnya yang semakin permisif tidak terlepas dari persoalan penduduk, yang dapat memberikan perubahan sosial secara positif tetapi juga berdampak negatif mengakibatkan ketidakserasian antara unsur sosial yang ada didalam masyarakat.
Menjawab permasalahan tersebut, kata Adharsya, BKKBN dengan UU No.52/2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, melaksanakan program generasi berencana (genre) yang mengarahkan remaja dengan aktivitas positif, sehingga remaja bisa fokus dengan pengembangan dirinya. Selain itu, pentingnya peran utama orang tua dalam pembinaan terhadap anggota keluarga kelompok remaja.
Pengasuhan anak dilakukan oleh orang tua memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap bentuk perilaku sosial pada anak.
Pola asuh orang tua dipengaruhi oleh internal yaitu latar belakang orang tua pendidikan, ekonomi, wawasan orang tua dan faktor eksternal yaitu tradisi, sosial ekonomi lingkungan.(rs)