Bengkulu (Antara) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Bengkulu Maryana mengatakan laju pertumbuhan penduduk di daerah ini tidak sepenuhnya disebabkan angka kelahiran tetapi akibat migrasi atau perpindahan penduduk dari daerah lain.
"Laju pertumbuhan masih tinggi mencapai 1,67 bukan karena angka kelahiran tinggi, tapi karena banyak orang pindah ke Bengkulu," kata Maryana saat Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) BKKBN di Kota Bengkulu, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan angka Total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran total, Provinsi Bengkulu menduduki peringkat ke-2 terendah secara nasional setelah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Angka TFR Bengkulu atau rata-rata anak yang dimiliki perempuan selama masa subur di daerah ini sebesar 2,2 atau berada di bawah angka nasional yakni 2,6.
"Tapi angka laju pertumbuhan penduduk berada pada angka 1,67 sedangkan nasional 1,49 artinya pertumbuhan penduduk yang tinggi bukan karena kelahiran tapi perpindahan penduduk ke Bengkulu," katanya menerangkan.
Ia mengatakan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dari angka kelahiran BKKBN terus meningkatkan jumlah peserta pengguna alat kontrasepsi.
Realisasi akseptor KB baru pada 2014 tercapai 99,15 persen atau sebanyak 96 ribu peserta dari target 97 ribu peserta. Sedangkan pada 2015 ditargetkan 51 ribu akseptor baru dan 242 ribu peserta KB aktif.
Selain itu, BKKBN mengurangi metode kontrapsi jangka pendek dan mengarahkan ke metode kontrasepsi jangka panjang seperti implan dan spiral.
Program pemasangan implan juga didukung Pemprov Bengkulu dengan mengalokasikan dana Rp1 miliar pada 2015 untuk pemasangan 10.000 implan.
Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah saat membuka Rakorda itu mengatakan pemerintah daerah terus berkomitmen mendukung gerakan KB dan peningkatan kualitas keluarga di daerah ini.
"Kalau anak banyak tapi pendapatan pas-pasan itu yang bermasalah," katanya.
Junaidi juga mengajak pemerintah kabupaten dan kota untuk mengalokasikan anggaran dari APBD masing-masing untuk program KB.
Bila tiap daerah mengalokasikan dana untuk pemasangan 2.000 implan, maka dari 10 kabupaten dan kota akan teralisasi pemasangan implan sebanyak 20.000 ditambah 20.000 dari Pemprov pada 2016. ***4***