"Indonesia akan terus menggaungkan suara dan kepentingan negara global south, serta mendorong representasi kawasan yang lebih luas. Untuk itu, saya menyambut keikutsertaan Uni Afrika dalam G20 ini," imbuh dia.
Tidak hanya itu, Kepala Negara juga turut menyampaikan bahwa solidaritas global dalam isu kesehatan juga harus terus diperkuat, salah satunya melalui mobilisasi dana pandemi (pandemic fund).
Melalui mobilisasi pandemic fund, kata dia, komitmen senilai 2 miliar dolar AS (sekitar Rp30,8 triliun) harus diwujudkan bersama.
Baca juga: Jokowi akan hadiri KTT G20 India dan sejumlah pertemuan bilateral
Selanjutnya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kesetaraan juga bisa turut membantu menciptakan dunia yang damai dan makmur, salah satunya melalui keadilan dalam reformasi dan transparansi global.
"Termasuk soal sistem perpajakan internasional, dengan pemenuhan akan hak pembangunan bagi semua, termasuk negara berkembang," tuturnya.
Presiden memberikan contoh salah satunya adalah dengan mendukung hilirisasi industri yang dilakukan oleh suatu negara dalam rangka melakukan lompatan pembangunan.
"Karena ini merupakan hak negara berkembang untuk melakukan lompatan pembangunan," kata Jokowi menegaskan.
Baca juga: Bank Dunia mau bahas investasi hingga soal fiskal dengan Presiden RI
Oleh sebab itu, Presiden mendorong negara-negara G20 untuk bisa mendukung partisipasi negara-negara berkembang dalam rantai pasok global serta mendorong kerja sama yang setara.
"G20 harus mendukung partisipasi negara berkembang dalam rantai pasok global serta mendorong ekosistem kerja sama yang setara dan inklusif," kata dia.
Selama mengikuti rangkaian KTT G20 pada 9-10 September 2023, Presiden Jokowi turut didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.