Bandarlampung (ANTARA Bengkulu)- Guncangan gempa Gunung Krakatau sepanjang Rabu (25/4) mencapai 232 kali, namun tidak ada erupsi atau letusan.
Gunung Anak Krakatau (GAK) dalam dua pekan terakhir sulit dipantau secara visual karena gunung api aktif di Selat Sunda itu kerap tertutup kabut pada siang hari, kata Andi Suardi, petugas Pos Pemantauan Gunung Anak Kratau di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Jumat.
"Kemarin memang sempat terlihat asap putih dari kawah gunung api itu, setelah itu tidak terlihat lagi karena kabut," katanya. Ia menyebutkan, sepanjang Rabu terjadi kegempaan GAK sebanyak 232, namun tidak ada erupsi atau letusan.
"Jumlah kegempaan per hari tetap berkisar 100- 400 sehingga status gunung itu masih waspada, akibat tertutup kabut, maka pemantauan kerap bergantung pada alat seismograf saja." ujarnya.
Meski aktivitas GAK masih tercatat normal, namun harus tetap diwaspadai karena merupakan gunung api aktif yang kegempaannya selalu fluktuatif atau sulit diprediksi.
Berkaitan itu, ia meminta para nelayan dan wisatawan untuk tidak mendekati gunung itu dalam radius dua kilometer.(ant)