Bengkulu (Antara) - Kelompok Sadar Wisata "Sungai Hitam" di Kelurahan Beringin Raya Kota Bengkulu, akan mengembangkan kawasan muara Sungai Hitam di pesisir pantai Bengkulu menjadi objek wisata berbasis konservasi.
"Karena dari beberapa titik lokasi wisata pantai di Kota Bengkulu, kawasan Sungai Hitam yang masih memiliki hutan yang asri dan habitat mangrove," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sungai Hitam Kota Bengkulu, Zen Karma Jaya di Bengkulu, Sabtu.
Ia mengatakan kawasan seluas kurang lebih 20 hektare di perbatasan Kota Bengkulu dengan Kabupaten Bengkulu Tengah itu akan dikembangkan menjadi objek wisata sekaligus ruang publik dengan berbagai fasilitas.
Bebebapa kegiatan konservasi yang akan dikembangkan yakni pelestarian habitat mangrove di muara Sungai Hitam, pemeliharaan hutan cemara dan konservasi penyu.
"Dua tahun lalu masih ada penyu yang mendarat di pantai muara Sungai Hitam untuk bertelur tapi perlu menjaga telurnya sehingga tidak diambil orang," ujarnya.
Kegiatan Pokdarwis beranggotakan 30 orang yang baru dibentuk pada September 2014 itu akan diawali dengan pembuatan jalan setapak di dalam kawasan hutan pinggir pantai tersebut untuk memudahkan akses pengunjung.
Zen mengatakan pengembangan kawasan tersebut menjadi objek wisata berbasis konservasi tidak terlepas dari upaya perlindungan hutan pantai atau "green belt".
"Karena ancaman bencana seperti abrasi dan angin kencang sangat rawan terjadi sehingga hutan pantai harus dilestarikan," kata dia.
Selain wilayah muara Sungai Hitam, wisata pesisir pantai Bengkulu yang sudah cukup terkenal antara lain Pantai Panjang dan Pantai Kualo.
Dua lokasi wisata ini menjadi ikon Provinsi Bengkulu yang menawarkan berbagai wahana permainan air antara lain kano dan bermain "babana boat". (Antara)
Warga sungai hitam kembangkan wisata berbasis konservasi
Sabtu, 9 Mei 2015 12:49 WIB 15327