Bengkulu (Antara) - Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengajak semua komponen masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup untuk diwariskan ke generasi mendatang.
"Jangan wariskan lingkungan yang rusak kepada anak cucu, tapi wariskan lingkungan yang sehat," katanya saat menyampaikan sambutan dalam pengukuhan "Society of Indonesian Environment Journalist" (SIEJ) simpul Bengkulu di Kota Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan menjaga lingkungan artinya menjaga keberlangsungan hidup semua mahluk di bumi. Termasuk flora dan fauna unik yang khas bahkan terancam punah.
Tugas tersebut tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah, tapi semua elemen masyarakat, termasuk jurnalis.
"Potensi keanekaragaman hayati ini juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, seperti habitat rafflesia bisa jadi lokasi ekowisata," ucapnya.
Gubernur mengatakan eksploitasi terhadap sumber daya alam rentan menimbulkan kerusakan karena itu perlu dikendalikan.
Kewenangan pengelolaan sumber daya alam sudah dikembalikan ke pemerintah tingkat provinsi melalui Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
"Perkebun dan pertambangan yang menyalahi aturan juga akan ditertibkan secara bertahap, apalagi sebagian sudah ditangani penegak hukum," tambah dia.
Direktur SIEJ Igg Maha Adi mengatakan pembentukan asosiasi jurnalis lingkungan merupakan salah satu strategi mendorong pengarusutamaan isu lingkungan.
"Jurnalis tidak hidup di ruang hampa dan merasakan langsung dampak dari bencana dan kerusakan lingkungan karena itu jurnalis perlu beraksi," ujarnya.
Penanaman bunga langka khas Bengkulu yakni bunga bangkai atau dalam bahasa lokal disebut bunga kibut (Amorhpophallus sp) merupakan salah satu aksi nyata dari wartawan untuk melestarikan keanekaragaman hayati.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap 5 Juni dan dimula pada 1972 untuk menggugah kepedulian manusia dan masyarakat pada lingkungan hidup yang cenderung semakin rusak.***3***