Indonesia dalam kenangan sepak bola global
Minggu, 3 Desember 2023 6:52 WIB 1267
Jarang sekali masyarakat Indonesia bisa menikmati langsung sebuah turnamen global yang diikuti wakil-wakil dari seluruh dunia, dari empat benua, serta Pasifik Selatan, selama hampir sebulan penuh.
Masyarakat Indonesia juga dapat menikmati kesyahduan yang sering tersaji dalam turnamen-turnamen sepak bola dunia.
Di antara hal syahdu itu adalah seremoni sebelum laga dengan mendengarkan lagu-lagu kebangsaan terkenal seperti "Das Deutschlandlied", "La Marseillaise", "God Save the King", atau "Hino Nacional Brasileiro" seperti sering terdengar menjelang laga-laga besar FIFA.
Itu pengalaman menarik dan mungkin sekali seumur hidup, bisa menikmati langsung agungnya sebuah turnamen FIFA.
Di dalam lapangan, turnamen ini tergolong produktif dan menyajikan pertandingan-pertandingan yang rata-rata enak ditonton.
Selama hampir sebulan, turnamen ini menghasilkan 175 gol, yang delapan di antaranya dicetak oleh pemain depan Argentina, Agustin Ruberto.
Pemain River Plate itu pun dianugerahi trofi Golden Booth atau Sepatu Emas, sedangkan pemain depan Jerman yang sehari-hari bermain untuk Borussia Dortmund, Paris Brunner, mendapatkan Golden Ball atau Bola Emas, sebagai pemain terbaik Piala Dunia U-17 2023.
Penjaga gawang Paul Argney dianugerahi Golden Glove karena telah membuat Prancis menjadi tim yang kebobolan paling sedikit selama turnamen yang berlangsung dari 10 November sampai 2 Desember itu.
Semua pencapaian dan statistik ini, serta apa-apa yang sudah dilakukan Indonesia di luar dan di dalam stadion, termasuk tiket pertandingan yang terjual melewati target dan akomodasi paripurna kepada pemain dan ofisial, pasti mendatangkan rasa puas, termasuk dari badan sepak bola dunia, FIFA.
"Bahkan FIFA menawarkan event-event lain (kepada Indonesia). Tapi saya masih belum tahu event apa," kata Erick Thohir, dalam wawancara dengan stasiun televisi nasional itu.
Erick tak mungkin melebih-lebihkan, apalagi sejak sebelum turnamen dianugerahkan kepada Indonesia setelah FIFA mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, dia terus berkomunikasi dengan Infantino.
Pernyataan Erick itu sendiri kian menegaskan bahwa sukses Piala Dunia U-17 hanyalah awal untuk langkah besar sepak bola Indonesia berikutnya.