"Sudah dikonfirmasi oleh pihak delegasi, mereka datang pertengahan Desember ini, untuk melihat potensi-potensi apa saja yang bisa dikembangkan di Kota Bengkulu," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu Riduan di Bengkulu, Jumat.
Menurut dia, delegasi dari Amerika akan menjajaki potensi terkait pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Air Sebakul, termasuk hal-hal yang bisa dikembangkan.
Saat ini, Kota Bengkulu menghasilkan sekitar 350-400 ton sampah setiap hari. TPA Air Sebakul diperkirakan akan mencapai kapasitas maksimalnya dalam beberapa tahun ke depan.Oleh karena itu, pihak DLH mengusulkan alokasi anggaran sebesar Rp5 miliar pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024. Anggaran tersebut akan digunakan untuk pengadaan lahan seluas empat hektar guna perluasan TPA Air Sebakul.
Selain itu, usulan anggaran tersebut juga bertujuan untuk menarik investasi sebesar Rp63 miliar ke Kota Bengkulu dalam bidang pengelolaan sampah melalui program Waste Management Project (WWP) yang dikelola oleh Swiss Green Projects (SGP), sebuah organisasi nonpemerintah (NGO).
"Kami akan mengalokasikan Rp5 miliar untuk pengadaan lahan seluas minimal empat hektar guna pembangunan pabrik pengelolaan WWP," kata dia.
DLH Kota Bengkulu juga telah mengirim surat kepada NGO SGP untuk mengekspresikan ketertarikan pemerintah dalam mengadopsi sistem pengelolaan sampah yang mereka tawarkan di Kota Bengkulu.
Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh pemerintah adalah ketersediaan lahan seluas minimal empat hektar untuk mendukung berdirinya fasilitas pengelolaan sampah yang akan mendatangkan mesin-mesin canggih dari Swiss.
Riduan menambahkan bahwa mesin-mesin tersebut nantinya akan mampu mengubah sampah menjadi biosolar, pertalite, dan juga listrik. Estimasi harga mesin mencapai Rp63 miliar.
"Saat ini, Pemerintah Kota Bengkulu tengah mengajukan komitmen penyediaan lahan untuk pabrik ini dalam APBD 2024, dan kami berharap usulan tersebut akan disetujui," kata Riduan.
Terkait dengan kerja sama dalam program WWP, saat ini hanya kerangka kerja samanya yang diketahui. NGO SGP akan berkolaborasi dengan dua elemen utama di Kota Bengkulu, yakni Pemerintah Kota Bengkulu sebagai penyedia lahan dan para pemulung yang beroperasi di TPA Air Sebakul sebagai pekerja.