Indonesia vital bagi Kazakhstan
Minggu, 17 Desember 2023 7:56 WIB 1498
Untuk pariwisata, kedua negara, bahkan telah membuka penerbangan Almaty-Bali dengan transit Korea Selatan, yang menempuh jarak dan waktu tempuh yang tak beda jauh dari jarak dan waktu penerbangan Jakarta-Jeddah.
Kedua negara juga memperkuat hubungan di antara mereka dengan membangun banyak kelembagaan, mulai dari Komisi Antar Pemerintah Indonesia-Kazakhstan, kelompok persahabatan antarparlemen, organisasi budaya Kazakhstan di Indonesia, sampai Dewan Pakar Kazakh-Indonesia.
Kini mereka mengusulkan pembentukan Dewan Bisnis Indonesia-Kazakhstan agar hubungan antarperusahaan di kedua negara semakin kuat.
Semua langkah itu melukiskan adanya kebutuhan sangat besar dari negara Asia Tengah tersebut dalam mempererat hubungan dengan Indonesia.
Sebagai negara yang dikelilingi negara-negara besar, khususnya Rusia dan China, Kazakhstan tak ingin terlalu tergantung kepada salah satu pihak atau satu dua platform kerja sama saja.
Mereka memang menjaga hubungan spesial dengan tetangga terpenting, Rusia, tapi juga terus membuka diri kepada China yang juga berbatasan dengan Kazakhstan di bagian timur, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan kawasan-kawasan lain.
Kazakhstan juga memperkuat hubungan dengan bangsa-bangsa serumpun, seperti Indonesia dengan Malaysia dan Brunei Darussalam. Di ini, Kazakhstan mengikatkan diri dalam Organisasi Negara-Negara Turkik (OTS) bersama Turki, Azerbaijan, Kyrgystan, dan Uzbekistan, yang semuanya berakar bahasa Turki.
Hubungan erat dengan Indonesia dapat dipahami dari kerangka seperti itu, terutama sebagai sama-sama negara berpenduduk mayoritas Muslim. Kazakhstan tentu menganggap Indonesia istimewa karena posisinya yang terkemuka dalam berbagai forum dunia, termasuk G20, Organisasi Kerja Sama Islam dan ASEAN.
Kazakhstan, setidaknya terlihat dari perilaku para diplomatnya yang senang berbahasa Indonesia, merasakan ada potensi besar yang bisa mereka tawarkan kepada Indonesia. Sebaliknya, mereka yakin negaranya bisa belajar banyak dari Indonesia, termasuk proses demokratisasi.
Salah satu yang bisa ditawarkan Kazakhstan kepada Indonesia adalah sumber daya energi yang besar yang tak hanya bisa diserap pasar Indonesia, tapi juga menjadi peluang untuk industri energi Indonesia.
Menurut Badan Energi Internasional (IEA), Kazakhstan menempati urutan ke-17 dalam daftar produsen minyak dunia, sedangkan produksi gas alamnya menempati urutan ke-24 di dunia. Produksi batu bara negara ini bahkan kesembilan terbesar di dunia.
Produk migas mengambil porsi 17 persen dari total produk domestik bruto dan menjadi sumber pendapatan utama Kazakhstan.
Posisi mereka yang menjadi penghubung Asia dan Eropa yang di antaranya vital dalam Prakarsa Sabuk dan Jalan yang digagas China, adalah peluang bagi sektor bisnis Indonesia untuk berkiprah lebih luas di Kazakhstan, termasuk sektor keuangan syariah yang ingin dipelajari lebih dalam oleh negara itu, salah satunya dari Indonesia.
Demi hubungan yang kian kuat
Kazakhstan juga menawarkan sektor-sektor yang tak kalah seksi dengan migas, antara lain pariwisata yang bisa menjadi magnet untuk wisatawan dan pebisnis Indonesia.